Wajib Dicegah! Penyakit Pada Bawang Merah Ini Bisa Sebabkan Gagal Panen
Moler pada bawang merah adalah penyakit yang ditandai dengan gejala layu, menguning, dan mati pada daun bawang merah, serta pembusukan pada umbi. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae, yang masuk ke dalam tanaman melalui akar dan menyebar ke jaringan vaskular, menyebabkan gangguan transportasi air dan nutrisi. Penyakit moler pada bawang merah, juga dikenal sebagai Fusarium wilt atau Fusarium basal rot, adalah penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen Fusarium oxysporum f.sp. cepae. Penyakit ini menyerang bawang merah (Allium cepa) dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani.
Pertama, penting untuk memilih benih yang sehat dan bebas dari infeksi untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit. Rotasi tanaman juga sangat dianjurkan, dengan menghindari penanaman tanaman inang dalam siklus rotasi yang sama. Menggunakan varietas yang tahan terhadap penyakit moler dapat menjadi langkah efektif dalam mengurangi tingkat infeksi.
Kedua, manajemen tanah dan lingkungan tumbuh juga memainkan peran penting. Tanah harus memiliki drainase yang baik untuk mencegah kondisi lembab yang mendukung pertumbuhan jamur. Penggunaan pupuk organik yang kaya mikroorganisme tanah dapat meningkatkan kesehatan tanah dan mengurangi keberadaan patogen. Selain itu, menjaga kebersihan kebun dengan cara membuang sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dapat membantu mengurangi sumber inokulum.
Ketiga, aplikasi fungisida yang tepat juga diperlukan, baik secara preventif maupun kuratif. Fungisida berbahan aktif seperti mancozeb, difenokonazol, dan benomil dapat digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Namun, penggunaan fungisida harus dilakukan dengan bijak untuk menghindari resistensi patogen.
Nah, Sobat Tani, berikut ini kami rekomendasikan fungisida untuk mengendalikan penyakit moler pada tanaman bawang merah. Dengan pengaplikasian fungisida berikut, kegagalan panen bawang merah tentunya dapat dicegah.
Cozeb Plus 80 WP
Cozeb Plus 80 WP merupakan fungisida kontak yang berbahan aktif mancozeb. Mancozeb adalah fungisida yang digunakan secara luas dalam pertanian untuk mengendalikan berbagai penyakit tanaman. Bahan aktif ini bekerja dengan cara mengganggu metabolisme jamur penyebab penyakit tanaman. Mancozeb umumnya efektif terhadap jamur-jamur seperti penyebab penyakit layu, bercak daun, dan busuk akar. Keunggulan utamanya adalah kemampuannya untuk mencegah resistensi jamur terhadap fungisida, karena mancozeb bekerja dengan cara yang berbeda dari fungisida lainnya. Untuk mengendalikan penyakit moler, dosis yang digunakan adalah 1 gram/liter.
Benlox 50 WP
Kedua, ada Benlox 50 WP. Merupakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil yang mampu mengendalikan penyakit moler pada tanaman bawang merah. Fungisida benomil adalah salah satu jenis pestisida yang digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan jamur yang merugikan tanaman. Bahan aktif utamanya adalah benomil, yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur melalui penggangguan proses metabolisme dalam sel jamur. Benomil biasanya diterapkan sebagai larutan semprot pada tanaman untuk mencegah atau mengobati penyakit jamur seperti Moler. Untuk dosis pada tanaman bawang merah yaitu 1 gram/liter.
Corona 325 SC
Terakhir, ada Corona 325 SC. Fungisida ini berbahan aktif ganda, Azoxistrobin dan Difenokonazol. Kombinasi Azoxistrobin dan Difenkonazol memberikan keunggulan karena masing-masing bahan aktif menargetkan jamur dari dua mekanisme yang berbeda, meningkatkan spektrum dan efektivitas pengendalian penyakit tanaman. Dalam penggunaan praktisnya, aplikasi fungisida ini perlu memperhatikan dosis yang tepat, waktu aplikasi yang optimal, serta faktor lingkungan dan kesehatan yang terkait dengan penggunaan pestisida. Untuk mengendalikan penyakit moler pada bawang merah cukup dengan aplikasi 1 ml/liter.
Demikian Sobat Tani, untuk pembahasan dan rekomendasi fungisida untuk pengendalian penyakit moler. Semoga bisa bermanfaat untuk Sobat Tani yang membudidayakan tanaman bawang merah.
DIGITAL PROMOTION TEAM -
05 Juli, 2024
Tips Budidaya Tanaman Bawang Merah: Cara Ampuh Mengendalikan Rumput, Gulma Terkendali Sejak Dini
Hallo Sobat Tani!
Komoditas bawang merah merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Tanaman bawang merah dapat ditemukan dibanyak daerah di Indonesia terutama di daerah yang merupakan sentra produksi bawang merah seperti Brebes, Nganjuk, Bima, Enrekang, Padang. Bawang merah dapat tumbuh dengan baik di Indonesia karena tanah dan cuaca mendukung untuk mendukung kelangsungan budidaya tanaman bawang merah.
Budidaya bawang merah merupakan salah satu budidaya tanaman yang lumayan padat modal. Salah satu biaya dalam budidaya bawang merah yang memerlukan biaya yang cukup tinggi adalah pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama, penyakit dan gulma. Masing- masing OPT tersebut memberikan dampak kerugian yang berbeda beda.
Gulma merupakan salah satu OPT yang paling merugikan dan harus ditangani sejak dini bahkan sebelum proses penananam. Gulma dapat menyebabkan kerugian karena gulma bersaing dengan tanaman dalam hal kompetisi ruang tumbuh, nutrisi dan cahaya.
1. Kompetisi Ruang Tumbuh
Setiap komoditas tanaman termasuk bawang bawang membutuhkan jarak tanam yang ideal. Jika jarak tanam terlalu rapat, partumbuhan tanaman akan kurang optimal dan membuat iklim mikro disekitar tanaman menjadi kurang bagus untuk tanaman. Jarak tanam yang terlalu lebar membuat jumlah tanaman yang ditanam kurang optimal atau terlalu sedikit. Selain itu, jarak tanam yang terlalu lebar akan memberikan ruang tumbuh yang cukup bagi gulma. Tentu hal ini akan sangat merugikan.
2. Kompetisi Nutrisi/ Unsur Hara
Setiap tumbuhan baik yang kita budidayakan maupun tumbuhan liar seperti gulma membutuhkan unsur hara untuk partumbuhan. Jika disekitar tanaman utama tumbuh banyak gulma tentu saja hal tersebut akan sangat merugikan karena unsur hara yang ada di tanah akan diperebutkan oleh tanaman budidaya dan gulma. Jika Sobat Tani memberikan pupuk tambahan baik pupuk hayati maupun kimia juga tetap tidak akan optimal jika masih ditemukan banyak gulma disekitar tanaman utama. Oleh karena itu gulma sangat perlu dikendalikan
3. Cahaya
Semua tumbuhan yang melakukan fotosintesis pasti membutuhkan cahaya. Cahaya merupakan salah satu factor utama yang menentukan hasil fotosintesis. Jika disekitar tanaman budidaya banyak gulma yang tumbuh, cahaya matahari akan diperebutkan oleh tanaman utama dan gulma, apalagi jika gulma tumbuh lebih dominan dan menutupi sebagian besar tanaman utama.
Selain gulma berkompetisi dengan tanaman utama dalam ketihal hal tersebut, gulma juga dapat menjadi inang alternatif atau inang perantara bagi banyak jenis hama dan patogen. Oleh karena itu gulma perlu dikendalikan agar budidaya tanaman yang dilakukan Sobat Tani memberikan hasil yang sesuai dengan harapan Sobat Tani. Tentu saja Sobat Tani DGW tidak mau kan melakukan budidaya suatu tanaman tetapi hasilnya tidak optimal bahkan merugi?
Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti pengendalian manual, fisik, mekanik, biologis, maupun kimiawi. Pengendalian gulma secara manual dapat dilakukan dengan mencabut gulma secara langsung. Pengendalian secara fisik dapat dilakukan dengan penggunaan mulsa karena mulsa akan menghambat pertumbuhan gulma. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan dengan memanfaatkan alat – alat seperti parang, cangkul dan sejenisnya. Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alami gulma seperti beberapa jenis serangga maupun patogen, namun pengendalian secara biologi harus hati-hati agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Pengendalian gulma secara kimiawi dapat dilakukan dengan memanfaatkan herbisida.
Salah satu jenis herbisida yang paling banyak digunakan untuk mengendalikan gulma bawang yaitu bahan aktif oksifluorfen. Bahan aktif cukup populer untuk petani bawang merah. Apakah Sobat Tani sudah pernah mengenal bahan aktif ini atau bahkan pernah menggunakannya?
DGW juga memiliki produk baru dengan bahan aktif oksifluorfen yaitu Trail 240 EC. Trail 240 EC adalah herbisida selektif tanaman bawang merah yang mampu mengendalikan gulma pada tanaman bawang merah dan aman bagi tanaman utama. Trail 240 EC mampu mengendalikan biji gulma yang belum tumbuh yang berada di dalam tanah.
Trail 240 EC dapat diaplikasikan sebelum tanam atau 1-3 hari setelah tanam dengan penggunaan sebanyak 25-30 ml (1 tutup botol) per tangki 16 liter. Setelah diaplikasikan, Trail mampu bertahan ditanah sekitar 20 – 40 hari sehingga mampu menghambat pertumbuhan gulma. Jadi jika Sobat Tani menggaplikasikan Trail 240 EC di lahan, tanaman bawang merah Sobat Tani aka aman dari gulma.
Apakah Sobat Tani sudah ada yang pernah menggunakan Trail 240 EC? Silahkan bagikan pengalaman Sobat Tani dalam menggunakan Trail 240 EC di kolom komentar.
Trail 240 EC !! Melindungi Sejak Dini
PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -
21 Desember, 2022
SOFT LAUNCHING PRODUK TRAIL SEBAGAI SOLUSI PENGENDALI GULMA PADA TANAMAN BAWANG
Salah satu strategi promosi paling efektif untuk mengenalkan produk baru salah satunya adalah melalui kegiatan Soft Launching produk baru. Soft Launching menjadi platform ideal untuk memasarkan produk baru secara langsung kepada petani dengan metode pembuatan demplot dan disaksikan langsung oleh petani, sehingga para petani dapat menyaksikan langsung hasil dari kualitas produk Trail sebagai solusi bagi para petani bawang. Sesuai dengan nama kegiatan, Soft Launching dilaksanakan dalam skala kecil kehadiran peserta dalam suatu kelompok saja, namun masiv di lakukan berbagai wilayah seperti sumatera barat, brebes, nganjuk, bima dan enrekang di sulawesi selatan.
Acara ini menghadirkan pameran tanaman hasil demo penggunaan produk baru. Pengunjung dapat melihat langsung efikasi dan kegunaan dari produk tersebut. Hal ini menciptakan pengalaman berharga dan membangun antusiasme petani. Produk baru yang diluncurkan yaitu TRAIL 250 EC, merupakan herbisida kontak pra tumbuh berbentuk pekatan yang dapat diemulsikan berwarna coklat tua, digunakan untuk mengendalikan gulma di tanaman bawang merah. Hasil uji coba demo plot memperlihatkan gulma di tanaman bawang merah yang disemprot menggunakan produk Trail belum tumbuh (lahan masih bersih) sampai usia 30 hari setelah penyemprotan dan tidak ada toksisitas pada tanaman bawang merah.
Dalam suasana yang santai dan interaktif, Soft Launching juga menyediakan kesempatan bagi pengunjung untuk berkonsultasi langsung mengenai produk. Tim ahli dapat memberikan informasi yang jelas dan edukatif tentang produk yang diluncurkan, termasuk cara penggunaan, manfaat, dan dampaknya terhadap hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsumen.
Tidak hanya memamerkan produk, Soft Launching juga memfasilitasi penjualan langsung. Dengan menyediakan area penjualan, pengunjung dapat segera memperoleh produk yang menarik minat mereka, menciptakan pengalaman pembelian yang instan dan mempercepat adopsi produk di pasaran.
Undian berhadiah menjadi salah satu daya tarik dalam acara ini. Peserta yang hadir memiliki kesempatan untuk memenangkan hadiah menarik, yang diundi pada acara tersebut. Untuk memeriahkan acara, dihadirkan live music bagi pengunjung yang sudah hadir. Penampilan live musik tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi juga meningkatkan daya tarik acara dan membuat acara lebih berkesan.
Acara ini tidak hanya merupakan kesempatan besar bagi petani untuk mempelajari produk baru, namun juga merupakan kesempatan untuk membangun jaringan dengan sesama petani yang hadir. Dengan mendiskusikan produk ini dengan petani lain dan petugas lapangan, pengunjung dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana produk tersebut dapat cocok dengan praktik pertanian mereka.
Melalui acara Soft Launching, perusahaan dapat mendapatkan pemahaman lebih baik tentang preferensi dan kebutuhan target pasar. Tanggapan langsung dari konsumen dan reaksi mereka dapat memberikan wawasan berharga untuk meningkatkan produk dan strategi pemasaran.
Melalui kombinasi pameran produk, konsultasi langsung, penjualan instan, hiburan musik, dan undian berhadiah, Soft Launching menjadi strategi yang holistik dan menyeluruh dalam mempromosikan produk baru. Dengan fokus pada interaktivitas dan kesenangan, acara ini dapat menciptakan pengalaman yang positif dan merangsang minat konsumen.
DIGITAL PROMOTION TEAM -
10 Desember, 2022
Mini Launching: Meraih Kesuksesan Bersama Trail
Demi mewujudkan daerah dengan produktivitas bawang merah terbesar di Malang, 30 Oktober lalu, Mobile Development Officer (MDO) dari DGW melakukan peluncuran teknologi baru pembasmi gulma tanaman bawang Trail 240 EC di Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang, Kab. Malang, Jawa Timur.
Sekitar 100 petani andalan DGW, masyarakat, serta pemerintah setempat hadir untuk melihat langsung performa teknologi Trail di lahan pertanian bawang merah. Salah satu rangakaian kegiatan diacara ini yaitu Tour Lahan Demplot, petani diajak berkeliling oleh staf MDO setempat, Pandu Bagus, untuk mengamati lahan bawang merah yang sudah diaplikasikan Trail sekaligus berdiskusi secara langsung dengan petugas DGW yang ada di lapangan.
Disini juga dijelaskan bahwa gulma dapat menurunkan kuantitas tanaman budidaya yang disebabkan oleh adanya kompetisi gulma dengan tanaman dalam perebutan air, tanah, cahaya matahari, unsur hara, ruang tumbuh dan udara yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Untuk itu, Trail hadir sebagai solusi pengendalian gulma yang efektif dan efisien.
Dengan edukasi mengenai pentingnya mengendalikan gulma sejak dini, petani diharapkan dapat meningkatkan produktivitas bawang merah sehingga kesejahteraan juga ikut meningkat.
Anang Setiawan, salah satu petani andalan DGW telah membuktikan kehebatan teknologi Trail yang diaplikasikan pada lahan bawang miliknya, "Ketika saya menggunakan produk lain, biasanya gulma itu tumbuh lagi pada umur 15 hst, setelah pakai Trail, gulma hanya tumbuh lagi di umur 30 hari lebih, jadi tanaman bawang saya lebih sehat karena tidak terganggu gulma dan unsur hara yang diserap tanaman jadi lebih maksimal” ucapnya. Setelah diajak berkeliling lahan, para petani diberi kesempatan untuk mengikuti pengundian hadiah.
Lahan demplot ini sekaligus menjadi contoh bagi petani bawang merah dan masyarakat pada umumnya yang berada di wilayah Mulyorejo dan seekitarnya dalam meningkatkan produktivitas bawang merah dengan cara merawat tanaman dengan sebaik-baiknya dan mencegah gulma tumbuh sedini mungkin.
DIGITAL PROMOTION TEAM -
30 Oktober, 2022