Cabai

Cara Membasmi Hama Dengan Demolish 18EC

Posted On 25 Januari, 2021 by Product Development Team

Capture-2.png

Cara Membasmi Hama? Komoditas hortikultura seperti cabai, tomat, kentang, bawang merah, dan lain sebagainya adalah komoditas potensial yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Komoditas tersebut banyak ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia. Melihat potensi keuntungan yang tinggi akan hasil panen tersebut, tentunya dapat meningkatkan kapasitas petani dalam bercocok tanam. 

 

Namun banyak resiko yang harus dihadapi dalam melakukan hal tersebut, seperti hama yang sering berkunjung ke tanaman. Hama bisa merusak hasil panen pertanian, dengan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tentunya membuat petani merugi akan hasil panennya. 

 

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan manusia, dimana hama ini dapat memakan daun dari setiap tanaman. Beberapa hama penggangu tanaman diantaranya aphids, belalang, jangkrik, larva, trips, tungau dan Liriomyza  (pengorok daun). 

 

Jika dilihat hama ini sering sekali hinggap ke bagian pucuk daun, mereka memakan bagian daun yang memiliki sumber unsur hara yang cukup tinggi. Keberadaan hama paling tidak disukai oleh para petani, karena penen yang harusnya meningkat dirasa berkurang akibat keberadaan hama tersebut. 

 

Bila dilihat serangan hama dapat mencapai 50% dari setiap tanaman yang ada. Angka ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti petani Indonesia. Perlu penanganan khusus untuk membasmi hama tersebut agar tidak hinggap kembali di pucuk daun. 

 

 

Cara Membasmi Hama dan Penyakit Pada Tanaman 

 

Pembasmian hama dirasa cukup signifikan untuk mengatur makhluk-makhluk atau organisme pengganggu tanaman. Oleh karena itu, terdapat 3 cara membasmi hama tanaman dengan baik seperti:

 

1. Pembasmian Secara Mekanis

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara mekanis merupakan tindakan yang sudah jarang sekali dilakukan. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, karena tidak menggunakan banahn berupa zat kimia seperti insektisida atau pestisida. Melainkan menggunakan alat-alat sabit, bajak sawah, dan lain sebagainya. Cara ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, hasilnya juga tidak terlalu maksimal. 

 

2. Pembasmian Secara Biologis 

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara biologis merupakan cara opsional yang menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Cara ini juga bisa dibilang sangat jarang, karena Akan kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan hewan predator yang sekiranya sangat sulit sulit ditemukan, sehingga tidak bisa dilkukan secara terus-menerus. 

 

3. Pembasmian Secara Kimia 

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara kimia merupakan cara cepat karena menggunakan zat beracun seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Cara pembasmian ini memang terbilang mudah dan maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Salah satunya dapat menimbulkan polusi udara dan gatal-gatal jika terkena kulit manusia. 

 

DEMOLISH.png

 

Salah satu pestisida kimia yang dapat digunakan untuk membasmi hama tersebut seperti DEMOLISH 18EC. DEMOLISH 18EC merupakan insektisida berbahan aktif abamektin, dimana mampu membasmi berbagai macam hama pada tanaman. DEMOLISH 18 EC bersifat translaminar, artinya dapat menjangkau hama yang bersembunyi di balik daun seperti aphids, belalang, jangkrik, larva, trips, tungau dan Liriomyza.

 

DEMOLISH 18EC memang sudah banyak di gunakan oleh para petani untuk membasmi hama, dimana sudah teruji selama bertahun-tahun dan diakui keunggulanya oleh banyak petani Indonesia. Selama menggunakan DEMOLISH 18EC para petani menjadi lebih senang, karena hasil panen lebih meningkatkan dan hama takut untuk hinggap ke daun. Anda bisa mencoba sendiri jika tidak percaya akan khasiat dari DEMOLISH 18EC.

 

 

TESTIMONI DEMOLISH 18 EC SEBAGAI PEMBASMI HAMA

 

Capture-2.png

 

"Pak Anto, petani cabai asal Medan yang sudah menanam cabai selama bertahun-tahun dan sering mengalami kendala serangan hama seperti serangan aphids, belalang, jangkrik, larva, thrips, tungau dan Liriomyza. Pak Anto sudah berkali-kali menyemprot tanaman cabainya dengan berbagai jenis insektisida atau pstisida, namun cabainya tetap saja terserang oleh hama."

 

"Setelah direkomendasikan oleh temannya untuk menggunakan DEMOLISH 18EC, maka Pak Anto langsung beralih menggunakan DEMOLISH 18EC. Hasilnya dalam beberapa hari kedepan hama yang menyerang cabai Pak Anto dapat dikendalikan dengan baik. Dimana hama menjadi takut untuk hinggap ke pucuk daun, sehingga cabai tumbuh dengan baik setiap hari."

 

“Menurut beliau, DEMOLISH 18EC memang insektisida yang dapat diandalkan oleh para petani, karena mampu membasmi hama secara efektif. Berkat DEMOLISH 18EC tanaman cabai Pak Anton hingga kini tetap terjaga dan produksinya maksimal setiap kali panen. Pak Anto mendapatkan hasil panen yang berlimpah dan bisa menjadi raja cabai dari Medan. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para petani untuk menggunakan DEMOLISH 18EC sebagai pengendali hama tanaman Anda.”

 

Capture.png

 

“Pak Sodikin, petani cabai asal Pengalengan berusaha untuk bisa membasmi hama. Sudah hampir setahun Pak Sodikin menjaga kebun cabainya agar tidak di hinggapi hama. Namun setelah disarankan oleh temanannya menggunakan DEMOLISH 18EC, Pak Sodikin tidak perlu lagi memantau kebun cabainya.”

 

“Pak Sodikin jutsru mendapatkan hasil panen cabai yang segar dan aman. DEMOLISH 18EC memiliki fitotonic effect pada tanaman, sehingga dapat terlihat sekitar 1 sampai 2 hari setelah pemakaian. Awalnya daun yang semula agak kekuningan berubah menjadi lebih hijau setelah pemakaian DEMOLISH 18EC.”

 

Testimoni lainnya.. juga dialami oleh Pak Teguh Haryono, petani kentang dari daerah Jambi. Pak Teguh Haryono sudah bertani kentang dari tahun 2000. Selama bertani kentang beliau mengalami banyak kendala seperti adanya serangan hama Liriomyza (pengorok daun). Berdasarkan pengalaman beliau, tanaman yang terserang Liriomyza tidak akan subur walaupun sudah banyak diberikan pupuk. Hal ini dikarenakan daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis tanaman, jadi jika di rusak oleh hama Liriomyza akan menjadi tidak berkualitas daun tersebut..

 

Sebelumnya Pak Teguh Haryono sudah berkali-kali mencoba banyak jenis insektisida untuk membasmi hama Liriomyza, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Sampai suatu ketika beliau bertemu dengan petugas lapangan DGW dan diperkenalkan dengan produk DEMOLISH 18EC. Lalu beliau menggunakannya, hasilnya tanaman kentang beliau menjadi lebih sehat, dimana hama Liriomyza tidak menyerang kembali daun tanaman.

 

Tanaman yang telah disemprotkan DEMOLISH 18EC juga menjadi subur dan pertumbuhannya lebih bagus. Biasanya Pak Teguh mendapatkan hasil panen maksimal 20 – 21 ton/ ha. Setelah menggunakan DEMOLISH 18EC hasil panen yang beliau dapatkan mencapai 23 – 25 ton/ ha. Tentunya sangat memuaskan, hasil panen beliau bisa meningkat hingga 25%. Beliau berharap seluruh petani kentang di Indonesia menggunakan DEMOLISH 18EC, karena sudah terbukti membantu.

 

Dengan memadukan pembasmian hama secara preventif (pencegahan) dan pembasmian kuratif (akurat), tentunya hama akan bisa di kendalikan dengan baik. Anda dapat mengatur jarak tanam supaya tidak terlalu rapat untuk mencegah hama hinggap di tanaman. dapat juga menggunakan penghalang di sisi luar area tanaman untuk meminimalisir serangan hama.

 

Pembasmian hama ini perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan tanaman. Anda dapat menggunakan DEMOLISH 18EC sebagai insektisida kimia pencegah hama. Insektisida ini hanya bisa Anda dapatkan dari DWG selaku produsen pertanian Indonesia.

 

Demikian Cara Membasmi Hama Dengan Demolish 18EC.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.