Hama

Insektisida Pertanian Sebagai Pengendali Hama

Posted On 25 Januari, 2021 by Product Development Team

Insektisida-Pertanian.jpg

Insektisida merupakan zat kimia berbahaya yang mempunyai sifat beracun, bisa membunuh sekaligus mencegah hama dalam satu kali aplikasi. Insektisida banyak dipilih oleh kalangan petani, karena dirasa cukup akurat dalam membasmi hama secara cepat. Insektisida pertanian menjadi solusi utama para petani, karena membuat hasil panen meningkat. Penggunaan insektisida pertanian dinilai efektif untuk mengendalikan hama, baik secara efikasi (daya bunuh terhadap hama) maupun secara waktu dan biaya.

 

Meskipun beresiko untuk masyarakat sekitar, insektisida pertanian nyatanya banyak di pakai untuk mengusir hama tersebut. Bisa dilihat dalam pengendalian hama, biasanya petani menggunakan lebih dari satu jenis insektisida. Dengan harapan efikasinya akan semakin baik terhadap hasil panen nanti. 

 

Namun tidak semua petani melakukan hal serupa, karena kurangnya perhatian. Agar dapat melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara cepat, tentunya harus mengetahui golongan dan bahan aktif insektisida terlebih dahulu. Tujuannya agar dapat memilih mana insektisida yang berkualitas dan mana yang tidak. 

 

6 Golongan Insektisida Pertanian 

Berikut 6 golongan insektisida pertanian yang wajib diketahui, diataranya:

 

  • Insektisida Golongan Piretroid

 

Piretroid merupakan insektisida yang senyawa induknya berasal dari bunga Tanacetum cinerariifolium (Chrysanthemum cinerariaefolium) atau lebih dikenal dengan nama piretrum. Senyawa ini berasal dari tumbuhan piretrum, dimana mempunyai efek knockdown yang cepat terhadap serangga. Senyawa piretroid dirancang menyerupai senyawa piretrin dengan versi yang lebih stabil di lingkungan pertanian. 

 

Penggunaan piretroid meyerang sistem saraf pusat, dimana serangga yang terkena piretroid akan menunjukan gejala seperti gemetaran, kejang- kejang, kelumpuhan dan akhirnya kematian. Insektisida yang termasuk kedalam golongan senyawa piretroid antara lain permetrin, sipermetrin, deltametrin, fenvalerat dll. 

 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:  

- Klensect 200 EC / Klensect Extra 200 EC (bahan aktif permetrin 200 g/l) 

 

- Capture 50 EC (bahan aktif sipermetrin 50 g/l) 

 

- Capture 100 EC (bahan aktif sipermetrin 100 g/l) 

 

Klensect-200-EC-400-ml.png

Klensect-Extra-200-EC-400-ml.png

 

 

  • Insektisida Golongan Organofosfat

 

Organofosfat merupakan insektisida senyawa yang paling beracun dan paling banyak digunakan di dunia. Organofosfat menyerang enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Gejala keracunan pada serangga yang terkena organofosfat yaitu gelisah, perangsangan berlebihan, gemetaran, kejang, lumpuh dan mati. Gejala kematiannya sekitar 24 jam, serta umumnya tidak dapat pulih kembali. 

 

Penggunaan organofosfat sangat berbahaya jika terkena pada manusia, oleh karena itu insektisida yang termasuk golongan organofosfat antara lain klorpirifos, asefat dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Chlormite 400 EC (bahan aktif klorpirifos 400 g/l) 

 

- Chlormite Plus 505 EC (bahan aktif klorpirifos 459 g/l + sipermetrin 45,9 g/l) 

 

- Manthene 75 SP(bahan aktif aseat 75%) 

 

 

  • Insektisida Golongan Karbamat

 

Karbamat merupakan insektisida yang pada awalnya berasal dari tanaman kacang Calabar (Physotigma venenosum). Serpihan pada biji kacang Calabar dikenal dengan senyawa fisotigmin, senyawa tersebut dibuat dengan versi sintetik yaitu metil karbamat toksik dan karbamat beracun. 

 

Karbamat bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase sama seperti organofosfat. Insektisida karbamat umumnya tidak berspektrum luas tapi ada beberapa yang berspektrum luas. Gejala keracunan pada serangga dimulai dengan aktivitas berlebihan, gerakan tidak terkoordinasi, kejang, lumpuh dan mati. Insektisida yang termasuk golongan karbamat antara lain metomil, karbofuran, karbaril dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:  

 

- Dangke 40 WP (bahan aktif metomil 40%

Dangke-Turbo-40-WP-250-g.png

 

- Dangke Turbo 40 WP (bahan aktif metomil 40%

DANGKE TURBO.jpg

 

  • Insektisida Golongan Fenilpirazol 

 

Fenilpirazol merupakan insektisida bersifat racun saraf yang menghambat saluran klorida aktif GABA. Gejala serangga yang keracunan hama ini yaitu aktivitas berlebihan, kejang- kejang, lumpuh dan akhirnya mati. Insektisida yang termasuk golongan fenilpirazol antara lain fipronil dan etiprol. Biasanya Insektisida ini digunakan untuk membunuh hama yang bergelumbul seperti burung.

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Balistic 50 SC (bahan aktif fipronil 50 g/l

balistic.png

 

- Penalty 50 SC (bahan aktif fipronil 50 g/l

Penalty-50-SC-400-ml.png

 

 

  • Insektisida Golongan Neonikotinoid 

 

Neonikotinoid merupakan insektisida yang bersifat racun saraf dengan menghambat reseptor asetilkolin. DImana dapat menyebabkan aktivitas berlebihan, kejang- kejang, lumpuh dan akhirnya mati. Insektisida yang termasuk golongan neonikotinoid antara lain asetamiprid, dinotefuron, imidakloprid, nitenpiram, tiametoksam dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Delouse 25 WP (bahan aktif imidakloprid 25%) 

delouse-25-wp.png

 

-Delouse 200 SL (bahan aktif imidakloprid 200 g/l) 

delouse200SL.png

 

  • Insektisida Golongan Avermektin

 

Avermektin adalah insektisida yang berasal dari aktinomiset Streptomyces avermitilis. Insektisida golongan ini bekerja sebagai racun saraf dan racun otot yang mengaktifkan saluran klorida, sehingga menyebabkan serangga mengalami kelumpuhan dan kemudian mengalami kematian. Insektisida yang termasuk golongan avermektin yaitu abamektin dan emamektin benzoat. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:

 

- Demolish 18 EC (bahan aktif abamektin 18 g/l) 

DEMOLISH.png

 

- Provide-X 21/45 SC (bahan aktif emamektin + beta sipermetrin 45 g/l)  

Provide-X-21-45-SC-100-ml (1).png

 

Selain golongan insektisida tersebut, masih banyak golongan insektisida lainya seperti golongan nikotin, sulfoksimina, butenolida, formamidina, analog hormon juvenil, piriproksifen, tetrazin, oksazol, benzoilurea, tiadiazin, triazin, diasilhidrazin, tiourea, organotin, organosulfur, amidinohidrazon, naftokuinon, metoksiakrilat, fosfin, sianida dan masih banyak lagi. 

 

Itulah insektisida pertanian sebagai pengendali hama. Perlu diingat, dalam mengaplikasikan insektisida pertanian jangan sesekali mencampurkan dua bahan aktif dengan golongan yang sama. Hal ini akan membuat tanaman menjadi mati, lebih baik mencampurkan bahan aktif dengan golongan yang berbeda. Bila dilihat, memang masih banyak petani yang menggunakan cara manual untuk mengendalikan hama. Tetapi dengan menggunakan insektisida pertanian dirasa bisa menghemat waktu dan biaya. 

 

Demikian Insektisida Pertanian Sebagai Pengendali Hama. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.