Mengenal 4 Penyebab Hampa Gabah dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Padi
Posted On 15 Agustus, 2020 by Product Development Team
Halo Sobat Tani, pada kesempatan kali ini kita bakal ngebahas 4 penyebab kenapa tanaman padi kita bisa menghasilkan gabah yang hampa atau kosong. Selain itu tentunya kita bakal memberikan solusi untuk menangani hampa gabah tersebut agar tanaman padi Sobat Tani tetap sehat dan tidak lagi menghasilkan gabah hampa. Yuk cek apa saja penyebabnya!
1. ULAT PENGGEREK BATANG
Wah mungkin sobat tani sudah kenal banget sama hama ulat penggerek batang ini. Keberadaan ulat penggerek batang pada tanaman padi dapat menurunkan hasil panen hingga 60% loh. Hal ini dikarenakan ulat penggerek batang akan melubangi bagian pelepah daun dan juga batang padi sehingga tidak adanya aliran nutrisi ke daun dan juga malai padi. Gejala yang ditimbulkan pada fase vegetative berupa sundep sedangkan pada fase generative berupa beluk atau hampa gabah. Gejala hampa gabah ini dicirikan dengan malai padi yang mudah tercabut.
Hama penggerek batang ini memiliki siklus hidup yang sempurna, mulai dari telur, ulat, kepompong dan juga ngengat. Nah oleh karena itu pengendalian ulat penggerek batang, Sobat Tani perlu memperhatikan sasaran yang mau dikendalikan.
Kunci sukses dalam mengatasi hama ulat penggerek batang yaitu dengan melakukan pencegahan munculnya ulat penggerek batang. Sobat tani bisa mengendalikan ngengat dan juga telur hama penggerek batang dengan menggunakan KLENSECT untuk mengendalikan ngengatnya dan DANGKE untuk mengendalikan telur. Nah untuk mengendalikan ulatnya Sobat Tani bisa menggunakan BALISTIC/PENALTY sebagai racun sistemik yang mampu mengendalikan ulat penggerek batang yang bersembunyi di dalam tanaman.
2. WALANGSANGIT
Selain penggerek batang walang sangit pun dapat menyebabkan hampa gabah. Walang sangit akan menghisap isi bulir padi yang sedang mengalami proses pengisian malai, mulai dari tahap pra pembungaan hingga tahap gabah setengah matang sehingga bulir padi menjadi tidak terisi dan hampa. Sehingga hama walang sangit merupakan hama yang menyebabkan kerusakan paling parah selama tahap pengisian bulir.
Walang sangit memiliki bentuk tubuh ramping dan bau yang tidak enak. Biasanya penanaman padi yang tidak serempak dapat mendukung tingginya tingkat populasi walang sangit.
Untuk melakukan mencegah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan oleh walang sangit maka Sobat Tani perlu mengendalikannya nih. Berikut cara pengendaliannya:
1. Melakukan penanaman secara serempak
2. Kendalikan gulma yang dapat dijadikan inang alternatif oleh walang sangit
3. Gunakan jaring untuk menangkap walang sangit
4. Gunakan Insektisida DANGKE secara tepat dan bijak
3. PATAH LEHER
Patah leher merupakan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh berkembangnya jamur Pyricularia grisea. Jamur Pyricularia grisea menyerang keseluruhan fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari pesemaian hingga menjelang panen. Pada saat fase vegetatif jamur ini mengakibatkan serangan Blas Daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna kekuningan yang berbentuk belah ketupat . Semakin lama bercak semakin membesar dan berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan pada fase generatif itu jamur ini menyebabkan patah leher sehingga menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher/patah leher). Cara membedakan antara patah leher dengan beluk yaitu dengan mencabut bagian malai, apabila malai mudah tercabut hampa gabah tersebut disebabkan oleh hama penggerek batang dan apabila tidak mudah dicabut maka disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea.
Beberapa rekomendasi pengendalian di antaranya:
1. Menggunakan benih sehat atau bersertifikat
2. Menyingkirkan sisa tanaman padi dari lahan
3. Mengendalikan gulma-gulma pada lahan
4. Cegah dan kendalikan serangan dengan menggunakan fungisida EXPLORE
4. BUSUK PELEPAH
Busuk pelepah merupakan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Jamur ini mampu bertahan pada sisa-sisa tanaman padi yang mampu menyebabkan serangan pada penanaman berikutnya.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh jamur ini yaitu munculnya bercak-bercak berwarna abu dengan tepi coklat. Pelepah daun yang terserang memperlihatkan pertumbuhan jamur seperti tepung berwarna keputihan pada bagian yang terserang. Kemudian pada saat padi mulai melakukan pengisian malai, jamur ini akan menyebabkan malai padi tidak terisi (hampa) dan menyebabkan perubahan warna pada malai menjadi merah kecoklatan.
Beberapa rekomendasi pengendalian di antaranya:
1. Menggunakan benih sehat atau bersertifikat
2. Menyingkirkan sisa tanaman padi dari lahan
3. Mengendalikan gulma-gulma pada lahan
4. Cegah dan kendalikan serangan dengan menggunakan fungisida EXPLORE
Artikel Terbaru
DGW ROADSHOW ON JAVA
2024-09-18DGW 21th ANNIVERSARY GOES TO THAILAND
2022-11-14