Artikel
Mengenal 4 Penyebab Hampa Gabah dan Cara Pengendaliannya Pada Tanaman Padi
Halo Sobat Tani, pada kesempatan kali ini kita bakal ngebahas 4 penyebab kenapa tanaman padi kita bisa menghasilkan gabah yang hampa atau kosong. Selain itu tentunya kita bakal memberikan solusi untuk menangani hampa gabah tersebut agar tanaman padi Sobat Tani tetap sehat dan tidak lagi menghasilkan gabah hampa. Yuk cek apa saja penyebabnya!
1. ULAT PENGGEREK BATANG
Wah mungkin sobat tani sudah kenal banget sama hama ulat penggerek batang ini. Keberadaan ulat penggerek batang pada tanaman padi dapat menurunkan hasil panen hingga 60% loh. Hal ini dikarenakan ulat penggerek batang akan melubangi bagian pelepah daun dan juga batang padi sehingga tidak adanya aliran nutrisi ke daun dan juga malai padi. Gejala yang ditimbulkan pada fase vegetative berupa sundep sedangkan pada fase generative berupa beluk atau hampa gabah. Gejala hampa gabah ini dicirikan dengan malai padi yang mudah tercabut.
Hama penggerek batang ini memiliki siklus hidup yang sempurna, mulai dari telur, ulat, kepompong dan juga ngengat. Nah oleh karena itu pengendalian ulat penggerek batang, Sobat Tani perlu memperhatikan sasaran yang mau dikendalikan.
Kunci sukses dalam mengatasi hama ulat penggerek batang yaitu dengan melakukan pencegahan munculnya ulat penggerek batang. Sobat tani bisa mengendalikan ngengat dan juga telur hama penggerek batang dengan menggunakan KLENSECT untuk mengendalikan ngengatnya dan DANGKE untuk mengendalikan telur. Nah untuk mengendalikan ulatnya Sobat Tani bisa menggunakan BALISTIC/PENALTY sebagai racun sistemik yang mampu mengendalikan ulat penggerek batang yang bersembunyi di dalam tanaman.
2. WALANGSANGIT
Selain penggerek batang walang sangit pun dapat menyebabkan hampa gabah. Walang sangit akan menghisap isi bulir padi yang sedang mengalami proses pengisian malai, mulai dari tahap pra pembungaan hingga tahap gabah setengah matang sehingga bulir padi menjadi tidak terisi dan hampa. Sehingga hama walang sangit merupakan hama yang menyebabkan kerusakan paling parah selama tahap pengisian bulir.
Walang sangit memiliki bentuk tubuh ramping dan bau yang tidak enak. Biasanya penanaman padi yang tidak serempak dapat mendukung tingginya tingkat populasi walang sangit.
Untuk melakukan mencegah terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan oleh walang sangit maka Sobat Tani perlu mengendalikannya nih. Berikut cara pengendaliannya:
1. Melakukan penanaman secara serempak
2. Kendalikan gulma yang dapat dijadikan inang alternatif oleh walang sangit
3. Gunakan jaring untuk menangkap walang sangit
4. Gunakan Insektisida DANGKE secara tepat dan bijak
3. PATAH LEHER
Patah leher merupakan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh berkembangnya jamur Pyricularia grisea. Jamur Pyricularia grisea menyerang keseluruhan fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari pesemaian hingga menjelang panen. Pada saat fase vegetatif jamur ini mengakibatkan serangan Blas Daun (leaf blast) dengan ditandai adanya bintik-bintik kecil pada daun berwarna kekuningan yang berbentuk belah ketupat . Semakin lama bercak semakin membesar dan berubah warna menjadi kecoklatan. Sedangkan pada fase generatif itu jamur ini menyebabkan patah leher sehingga menyebabkan pangkal malai membusuk, berwarna kehitaman dan mudah patah (busuk leher/patah leher). Cara membedakan antara patah leher dengan beluk yaitu dengan mencabut bagian malai, apabila malai mudah tercabut hampa gabah tersebut disebabkan oleh hama penggerek batang dan apabila tidak mudah dicabut maka disebabkan oleh jamur Pyricularia grisea.
Beberapa rekomendasi pengendalian di antaranya:
1. Menggunakan benih sehat atau bersertifikat
2. Menyingkirkan sisa tanaman padi dari lahan
3. Mengendalikan gulma-gulma pada lahan
4. Cegah dan kendalikan serangan dengan menggunakan fungisida EXPLORE
4. BUSUK PELEPAH
Busuk pelepah merupakan penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Jamur ini mampu bertahan pada sisa-sisa tanaman padi yang mampu menyebabkan serangan pada penanaman berikutnya.
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh jamur ini yaitu munculnya bercak-bercak berwarna abu dengan tepi coklat. Pelepah daun yang terserang memperlihatkan pertumbuhan jamur seperti tepung berwarna keputihan pada bagian yang terserang. Kemudian pada saat padi mulai melakukan pengisian malai, jamur ini akan menyebabkan malai padi tidak terisi (hampa) dan menyebabkan perubahan warna pada malai menjadi merah kecoklatan.
Beberapa rekomendasi pengendalian di antaranya:
1. Menggunakan benih sehat atau bersertifikat
2. Menyingkirkan sisa tanaman padi dari lahan
3. Mengendalikan gulma-gulma pada lahan
4. Cegah dan kendalikan serangan dengan menggunakan fungisida EXPLORE
PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -
15 Agustus, 2020
Fakta - Fakta Keong Mas, Hama Tanaman Padi dan Cara Pengendaliannya
Keong mas tentunya sudah sangat familiar di masyarakat Indonesia apalagi bagi petani padi. Keong mas atau dibeberapa daerah disebut keong murbei atau siput murbai merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada pertanaman padi. Hama ini banyak menyerang tanaman padi di Asia seperti Malaysia, Filipina, Jepang, Vietnam dan Indonesia. Di Indonesia sendiri hama keong mas sudah menyebar di banyak sentra produksi padi nasional. Kerugian yang dapat disebakan oleh keong mas bisa sangat tinggi. Terutama jika serangan terjadi pada tanaman muda. Jika tanaman padi terserang keong mas perlu dilakukan replanting (penanaman kembali). Tentunya hal tersebut akan sangat merugikan karena selain perlu biaya tambahan untuk penanaman kembali juga petani dirugikan dari segi waktu. Oleh karena itu perlu pemahaman lebih mengenai keong mas sehingga pengendalian yang dilakukan tepat dan kerugian dapat diminimalisir.
Peta persebaran keong mas di seluruh dunia (Sumber: CABI 2014)
Asal Muasal Keong Mas
Keong mas merupakan hewan asli Amerika Selatan yang pada awalnya didatangkan ke Indonesia secara sengaja. Keong mas memang didatangkan dengan sengaja namun tentunya bukan dengan niatan untuk merusak pertanian bangsa ini. Sekitar tahun 1984 - 1986 keong mas didatangkan dari Filipina, Cina, dan Singapura oleh penggemar ikan hias sebagai hiasan akuarium. Kemudian orang – orang tertarik untuk membudidayakan keong mas tanpa tahu potensinya sebagai hama. Telur dan keong mas yang menetas dapat terbawa aliran air atau menempel pada tumbuhan air dan terbawa ke daerah persawahan dan perairan tawar lainnya seperti sungai, rawa, dan danau. Kegiatan manusia yang memanfaatkan keong sebagai pakan ternak (lele, itik) dan sebagai penghias dalam akuarium, membuat keong mas diperdagangkan secara bebas dan berdampak pada sebarannya yang meluas. Sekarang setelah 34-36 tahun didatangan ke Indonesia, keong mas sudah tersebar secara meluas di berbagai habitat seperti rawa-rawa, kolam, saluran irigasi, danau dan sawah.
Sumber: Dokumentasi Tim Marketing DGW
Kemampuan Reprouksi (Berkembang Biak) Yang Tinggi
Keong mas memiliki kemampuan reproduksi yang sangat tinggi. Keong mas betina dapat meletakkan telur sehari setelah kawin. Biasanya keong mas kawin pada malam hari. Seekor keong mas betina dewasa dapat menghasilkan 200-300 butir telur per minggu dan dapat mencapai 8000 butir telur per tahun. Telur keong mas berwarna merah muda dan diletakkan secara berkelompok sekitar 20 cm di atas permukaan air pada batang padi, gulma, dinding beton saluran air atau benda- benda lain yang dapat ditemui di sekitar tempat keong mas berkembang biak. Satu kelompok telur biasanya berisi ratusan telur keong mas. Telur tersebut akan menetas setelah 12-18 hari tergantung kondisi cuaca tempat meletakkan telur. Persentase telur yang menetas juga cukup tinggi yaitu sekitar 80-95%. Siklus hidup dari telur diletakkan, menetas dan kemudian bertelur kembali berlangsung sekitar 60 hari. Selain itu keong mas juga memiliki masa hidup yag cukup lama yaitu dapat bertahan hidup hingga 3 tahun dan dapat melakukan dormansi ketika kondisi kurang menguntungkan.
Habitat Dan Pola Distribusi Keong Mas
Keberadaan keong mas di suatu daerah sangat dipengaruhi karakter habitatnya seperti faktor fisik, kimia, dan ketersediaan makanan bagi keong mas di tempat tersebut. Keong mas biasanya ditemukan di lapangan secara berkelompok. Keong mas menyukai tempat yang berlumpur dengan suhu perairan sekitar 24oC sampai 27oC dan pH air sekitar 6.0 – 6.8. Keong mas juga banyak ditemukan di daerah perairan yang didominasi tumbuhan seperti teratai, telepok, eceng gondok dan kangkung air karena keong mas menyukai tempat teduh dengan banyak naungan.
Kemampuan Makan Keong Mas
Keong mas merupakan hewan yang sangat polifag atau menyerang banyak jenis tanaman. Keong mas lebih menyukai tumbuhan yang masih muda karena memiliki tekstur yang lebih lunak. Kemampuan makan keong mas juga sangat tinggi. Satu individu keong emas dewasa dapat menghabiskan bibit padi (1 HST) dalam 3-5 menit. Bibit padi yang baru berusia 2 minggu merupakan bibit yang rentan terhadap serangan keong emas dengan kerugian bisa mencapai 73% dalam waktu 48 jam.
Pengendalian Keong Mas
Pengendalian keong mas dapat dilakukan dengan memadukan beberapa teknik pengendalian yang biasanya disebut pengendalian hama terpadu. Berikut pengendalian yang keong mas yang dapat diterapkan di lapangan:
- Pengendalian manual dengan cara mengumpulkan keong satu persatuan
- Pengendalian dengan menggunakan daun sebagai atraktan keong mas seperti daun pepaya. Ketika keong sudah terkumpul pengendalian secara manual akan lebih mudah dilakukan
- Pemasangan batang/ ajir bambu di daerah persawahan dengan tujuan untuk menarik keong meletakkan telur di bambu tersebut. Telur yang diletakkan di ajir bambu tersebut akan lebih mudah dikendalikan
- Menjaga kedalaman air (2-3 cm) setelah tanam untuk mencegah/ mengurangi pergerakan keong mas - Melepasan itik / bebek ke sawah karena merupakan musuh alami bsgi keong mas
- Pengendalian dengan menggunakan pestisida kimia. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan moluskisida cenderung banyak dilakukan karena lebih efektif dan efeknya akan lebih cepat terlihat sehingga dapat mencegah kerugian yang semakin besar.
Bahan aktif yang dapat dilakukan untuk mengendalikan keong mas yaitu fentin asetat, niklosamida, metaldehida dan saponin. Moluskisida yang paling banyak digunakan untuk mengendalikan keong mas dilapangan memiliki bahan aktif fentin asetat. Salah satu moluskisida tersebut yaitu BESTNOID 60 WP / ANILO 60 WP dari DGW.
BESTNOID 60 WP / ANILO 60 WP RAJANYA RACUN KEONG !!!
Sumber:
CABI. 2014. Pomacea canaliculata (golden apple snail). [internet]. Diakses pada 2020 Juni 29. Tersedia pada: https://www.cabi.org/isc/datasheet/68490#toDistributionMaps. Dharmawati S, Widaningsih N, Firahmi N. Biologi keong rawa (Pomacea glauca dan Pomacea canaliculata) di perairan rawa Kalimantan Selatan. Media Sains. 9(1):105-109. Isnaningsih NR. Marwoto RM. 2011. Keong hama Pomacea di Indonesia: karakter morfologi dan sebarannya (Mollusca, Gastropoda: Ampullariidae). Berita Biologi. 10(4):441-447. Marwoto RM, Isnaningsih NR, Joshi RC. 2018. The invasive apple snail (Pomacea spp) in Indonesia. Agriculture for Development. 35 (5): 41-48. Saputra K, Sutriyono, Brata B. 2018. Populasi dan distribusi keong mas (Pomacea canaliculata L.) sebagai sumber pakan ternak pada ekosistem persawahan di Kota Bengkulu. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 13(2):189-201. doi: https://doi.org/10.31186/jspi.id.13.2.189-201.
PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -
28 Juli, 2020