Artikel

Event

Semarak Kemerdakaan: Balap Sepeda Tapi Lambat?

“Petani adalah pahlawan pangan bagi bangsa” itu adalah kalimat yang cocok untuk menggambarkan seorang petani. Sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi kepada petani atas kerja keras, konsistensi dan dedikasi yang luar biasa tinggi dalam menjaga ketahanan serta memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia, DGW mengadakan event Semarak Kemerdekaan, salah satunya adalah Slowbike Competition yang digelar secara Nasional. 

 

slowbike DSCF5023.JPG

 

Jika berbicara “balapan” itu tentang siapa yang paling cepat sampai ke garis finish, namun apa jadinya bila aturannya diganti menjadi yang tercepat malah kalah? Di acara Semarak kemerdekaan kali ini, aturan tesebut direalisasikan dengan serius. Ini terbukti dari hadiah utama yang dihadirkan yaitu satu unit Sepeda Listrik. Acara ini dilaksanakan bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI yang ke 77. 

 

Bertujuan untuk mempererat ikatan antar petani dan juga dengan petugas DGW yang ada di lapangan. Di Toraja, tepatnya di Desa Randanan event Semarak Kemerdekaan ini di mulai dengan pawai dengan tujuan akhir ke lokasi, kemudian disambung dengan upacara pengibaran bendera merah putih yang dilakukan secara hikmat sebagai bentuk menanamkan rasa cinta pada bangsa dan negara Indonesia. 

 

Tingkat kesulitan lomba ini bertumpu pada satu, yaitu keseimbangan, sebab jika peserta lomba ada yang menginjakan kaki di permukaan tanah sebelum mencapai garis finish maka langsung dinyatakan gugur. Namun, tantangan tersebut tidak menyurutkan antusiasme peserta untuk menjadi juara. 

 

slowbike .JPG

 

Keceriaan tampak dari wajah peserta yang menjadi juara di acara ini. Daeng, salah satu peserta, mengaku baru pertama kali mengikuti lomba yang unik seperti ini. “Saya mengalami kesulitan karena harus terus menjaga keseimbangan dan fokus ditengah sorak para penonton dan juri. Saya senang bisa mengikuti lomba ini karena selain asik juga menyehatkan” ungkapnya. Sementara itu, Enre, peserta yang meraih juara ke tiga mengaku, “walaupun saya tidak dapat hadiah utamannya, namun yang terpenting adalah kegembiraan saat berada di sircuit” Ungakpnya sambil tertawa. 

 

Selain Slowbike Competition, di event Semarak Kemerdekaan ini juga ada lomba lainnya seperti, lomba mewarnai untuk anak-anak, dan balap makan kerupuk. Acara ini tidak hanya dihadiri oleh Petani andalan DGW saja, turut hadir juga warga Desa Randanan dan perwakilan pemerintah setempat menjadi sinergi yang harmonis. “Kobarkan semangat, lumpuhkan rasa takut, dan mulailah bergerak menuju sebuah tujuan untuk terciptanya sebuah kemerdekaan.”

 

Sobat Tani dapat menonton acara Slow Bike Competition pada tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=B9DMeGgbL_k&t=2s

DIGITAL PROMOTION TEAM -

17 Agustus, 2022

Padi

Agrofair DGW Mamuju: Tingkatkan Produktivitas Melalui Pengetahuan

Penigkatan pengetahuan petani dalam cara budidaya yang baik dan benar pada tanaman padi sangat dibutuhkan sekarang ini. Sehingga para petani akan biasa memanfaatkan lahan yang dimilikinya secara maksimal. Pada bulan Agustus lalu, tim DGW di Sulawesi Barat mengadakan Agrofair di Mamuju yang bertujuan untuk memperlihatkan performa teknologi Balsecli pada tanaman padi. Ada dua hal yang disasar pada acara Agrofair kali ini, yaitu porduktivitas dan kesejahteraan petani. 

 

agrofair mamuju DSCF4741.JPG

 

Sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi di bidang pertanian, DGW terus berusaha untuk mengembangkan teknologi yang dapat membantu petani melindungi dan mencegah tanaman mereka. Salah satu contohnya adalah paket teknologi gabungan yang disebut BALSECTLI. Adapun tiga teknologi perlindungan tanaman padi yaitu Balistic, Klensect, dan Leili. Balistic merupakan Insektisida yang dapat membantu petani mengatasi tantangan dari serangan sundep, teknologi ini juga bisa dipakai untuk seed treatmen. Sementara itu, Klensect yang juga dari kategori insektisida adalah teknologi yang sangat ampuh untuk pengendalian Klaper. Yang terakhir yaitu Leili, merupakan Biostimulan yang berfungsi untuk meningkatkan serapan hara dan nutrisi serta menambah jumlah anakan produktif tanaman padi. 

 

agrofair mamuju1.JPG

 

Di acara ini petani diajak ke sawah untuk mengamati kualitas tanaman padi yang sudah diberi perlakuan Balsectli. Sambil berkeliling petani juga diberi penjelasan tentang tata cara memaksimalkan hasil dari lahan yang mereka miliki. Diharapkan para petani yang mendapatkan pengetahuan dari kegiatan ini lebih percaya diri dalam budidaya dan lebih bersemangat untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Di sini, petani juga dapat berswafoto di beberapa spot yang Disediakan. “Saya sangat senang dengan Agrofair ini, selain mendapatkan banyak ilmu, saya juga bisa melepaskan penat dengan cara berfoto di sawah. Melihat tanaman padi yang sehat dan hijau adalah obat stress paling manjur” ucap Rifki dari Majuju. Setelah selesai berkeliling sawah para petani bisa melakukan pembelian produk di tenda yang sudah disiapkan petugas. Setiap petani yang membeli produk DGW akan diberikan kupon yang nantinya di undi untuk mendapatkan hadiah langsung. 

 

agrofair mamuju DSCF4756.JPG

 

Acara ini dihadiri oleh 500 orang petani andalan DGW dan perwakilan pemerintah setempat. Head Of Profit Center Wilayah Sumatera Barat, Ambo Ajeng mengatakan, Mamuju memiliki potensi yang sangat besar, terutama pada tanaman padi. Petani di wilayah sini pun memliki semangat dan antusias yang tinggi, tinggal diberikan pengetahuan dan bimbingan, petani akan bisa menghasilkan gabah atau padi yang maksimal di lahan pertaniannya. Wardi, anggota Bocah Lumpur mengatakan, “Selama saya kenal produk DGW itu pak, yang namanya penggerek batang dan hawar daun hingga keong bisa kami kendalikan, jadi berkat DGW petani di tempat saya mengalami kenaikan produktivitas hingga 75%, ini bukan sekedar bicara, kami dari tim Bocah Lumpur sudah menguji coba dan menyaksikannya sendiri” Ucapnya. Hal ini sejalan dengan harpan HPC yang ingin membuat produk DGW semakin dikenal dan dicintai petani, beliau juga mengatakan siap membantu petani di lapangan.

DIGITAL PROMOTION TEAM -

15 Agustus, 2022

Tomat

Gerbas Tani - Kegiatan Belanja Sayuran di Lahan Petani

Masyarakat di Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang memiliki cara unik untuk meningkatkan perekonomian di tengah naiknya harga kebutuhan pokok. Acara bertajuk Gerbas Tani atau gerakan belanja sayuran di lahan petani merupakan kegiatan tahunan yang digelar oleh kelompok tani di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung. Kali ini warga berkolaborasi dengan DGW untuk mengadakan kegiatan yang berlangsung selama 3 hari mulai dari tanggal 23-25 Juli 2022. 

 

Berbagai jenis sayuran tersedia seperti sawi, kangkung, brokoli, kubis, jagung manis, tomat, terong, dan lainnya. Pengunjung juga dapat memetik langsung sayuran sesuai kebutuhan mereka dengan harga yang lebih terjangkau. 

 

Sebagai salah satu perusahaan yang sudah di percaya oleh petani, DGW terus berupaya meningkatkan hasil panen bagi para petani dan juga terus mengembangkan teknologi-teknologi terbaru. Teknologi tersebut digunakan dalam kegiatan Gerbas Tani ini sehingga sayuran dan bunga menjadi sehat dan tampak indah. 

 

gerbas tani Still002.jpg

 

Adapun teknologi yang digunakan yaitu LEILI 2000 sebagai biostimulan tanaman yang terbuat dari ekstrak rumput laut (Algene) yang berfungsi untuk meningkatkan serapan hara dan nutrisi pada tanaman. Selain itu, LEILI 2000 juga memperkuat tanaman sehingga tahan terhadap stress dan penyakit. Teknologi lain yang digunakan yaitu BALISTIC, teknologi ini di gunakan pada tanaman yang terserang ulat khususnya sundep. Selain itu, BALISTIC juga dapat digunakan sebagai pencegahan yaitu pada saat perendaman benih (seed treatment)

 

Gerbas Tani dibuka dan di resmikan langsung oleh Bupati Lumajang, Thoriqul Haq, beserta Ketua DPRD Komisi B, Eko Adis Prayoga, dan ketua kelompok tani setempat, Bapak Heru. Bupati ditemani beberapa pengunjung bekeliling lahan sekaligus memanen beberapa sayuran serta berswafoto di lahan bunga yang sudah disusun rapih yang dikhususkan untuk tempat foto. 

 

Dalam sambutannya Bupati Lumajang menyampaikan, "Ini unik dan betul-betul inovasinya hadir dari Petani Desa Kedungrejo. Kalau ini terus menjadi merek dan identitasnya Desa Kedungrejo, ini akan bisa menjadi kegiatan yang bernilai tambah, tidak hanya sekedar petani dan pembelinya, tetapi masyarakat disekitarnya.” 

 

Selain itu, Ketua DPRD Komisi B juga menambahkan dalam sambutannya, "Ini kegiatan yang sangat bagus, karena bisa meningkatkan nilai tambah di pertanian. Ada sektor-sektor yang bisa berkembang di acara Gerbas Tani. Sehingga butuh banyak support, dan saya ucapkan Terimakasih kepada DGW sudah mensupport acara seperti ini". 

 

Ketua kelompok tani sekaligus koordinator Gerbas Tani, Bapak Heru, mengajak seluruh pengunjung yang hadir, selain untuk membeli dan memetik sendiri hasil panen juga untuk mengamati tanaman yang telah diaplikasikan produk-produk DGW. “Saya sebagai petani , sangat senang dengan adanya acara seperti ini , sembari berwisata kita juga mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat apalagi ada DGW, saya juga menggunakan beberapa produk dari DGW” ujar salah satu petani pemilik lahan di Gerbas Tani. 

 

Pengunjung berasal dari berbagai daerah dan lintas usia, bahkan beberapa sekolah mewajibkan siswanya untuk hadir sebagai salah satu sarana edukasi mengenai pertanian. Salah satu pengunjung yang berasal dari desa tekung mengatakan, “Enak mas, kalau ada acara seperti ini kita sebagai pembeli bisa memetik langsung sayuran yang di inginkan, harganya murah dan selisihnya jauh kalau beli di pasar apalagi ini segar.” 

 

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini dihadiri oleh ratusan orang tiap harinya, biasanya pengunjung ramai di pagi dan sore hari dari berbagi daerah.

 

Sobat Tani bisa menyaksikan keseruan Gerbas Tani kali ini pada tautan berikut: https://www.youtube.com/watch?v=Ekaref1Fn6Y&t=11s

 

 

DIGITAL PROMOTION TEAM -

25 Juli, 2022

Hama

4 Cara Memilih Pestisida Pertanian yang Tepat

Pestisida adalah zat kimia berbahaya yang digunakan untuk membasmi hama. Maksud hama disini yaitu tungau, jamur, bakteria, virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan pertanian. 

 

Dalam pengertiannya, pestisida ini sudah tertuang dalam peraturan pemerintah tahun 1973 yaitu: 

 

  • Mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman. 

 

  • Memberantas semua jenis rerumputan liar. 

 

  • Mematikan daun atau bagia-bagian tanaman lain yang tidak termasuk pupuk. 

 

  • Memberantas dan mencegah hama penggangu yang berbahaya. 

 

  • Mencegah binatang penggangu bahkan binatang yang dilindungi sekalipun. 

 

Pestisida sering sekali digunakan pada bidang pertanian (crop protection products). Pestisida pertanian dipilih untuk mencegah binatang-binatang penganggu yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan. Caranya dengan melakukan pengelolaan pestisida seperti pembuatan zat kimia, pengangkutan hama, penyimpanan tanaman, peragaan tanaman, penggunaan atau pemusnahan pestisida. 

 

Cara Memilih Pestisida Pertanian yang Tepat

Berikut cara memilih pestisida pertanian yang tepat, diantaranya: 

 

1. MENGENAL JENIS SASARAN 

 

Sebelum sobat tani membeli pestisida, terlebih dahulu kita harus mengenal sasaran yang akan sobat tani kendalikan. Caranya amati gejala dan tanda serangan yang ada pada tanaman. Kemudian tentukan sasaran yang akan sobat tani kendalikan. Sasaran yang akan dikendalikan bisa berupa gulma, serangga, akarina atau tungau, dan juga penyakit tanaman yang disebabkan oleh virus, jamur, nematoda ataupun bakteri. Sobat tani bisa mengamati gejala dan tanda serangan di pagi ataupun sore hari agar terhindar dari panasnya trik matahari. 

 

2. MENENTUKAN JENIS PESTISIDA

 

Setelah mengetahui gejala dan tanda serangan kita bisa menentukan sasaran apa yang akan kita kendalikan. Setelah itu hal yang harus kita lakukan yaitu menentukan jenis pestisida yang akan kita gunakan sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Berikut 10 jenis pestisida umum berdasarkan sasarannya: 

 

JENIS PESTISIDA

TARGET SASARAN

NAMA PESTISIDA

BAKTERISIDA

Mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BENLOX 50 WP

AKARISIDA

Mengendalikan Akarina

DEMOLISH 18 EC

FUNGISIDA

Mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cendawan/jamur

CORONA 325 EC, DENSE 520 SC

HERBISIDA

Mengendalikan Gulma

SUPREMO 480 SL, SUPRETOX 276 SL

INSEKTISIDA

Mengendalikan Serangga

CHLORMITE 400 EC, BALISTIC 50 SC

MOLUSKISIDA

Mengendalikan keong / siput

BESTNOID 60 WP, ANILO 60 WP

ANTRAKTAN

Mengundang / Menarik Hama

METIL EUGENOL

REPELENT

Menolak / mengusir hama

KLENSECT 200 EC

RODENTISIDA

Mengendalikan tikus    

XILAW RMB

TERMITISIDA

Mengendalikan Rayap

CHLORMITE 400 EC, PENALTY 50 SC

 

 

3. MEMAHAMI CARA KERJA PESTISIDA 

 

Selanjutnya sobat tani juga harus memahami cara kerja dari pestisida tersebut. Jika lihat memang pestisida pertanian memiliki beberapa sifat yang sangat mematikan, contohnya: 

 

  • Racun Kontak, jenis pestisida yang bekerja dengan cara masuk ke dalam tubuh serangga dengan sasaran kulit (kutikula) dan ke bagian tubuh secara aktif. 

 

  • Racun Pernafasan, jenis pestisida yang dapat membunuh serangga dengan cepat lewat sistem pernapasan serangga tersebut.

 

  • Racun Lambung, jenis pestisida yang membunuh serangga lewat organ pencernaan. Dapat membunuh serangga dengan cepat. 

 

  • Racun Metabolisme, jenis pestisida yang dapat membunuh serangga dengan mengintervensi proses metabolismenya.

 

  • Racun Protoplasma, jenis pestisida yang akan mengganggu fungsi sel karena protoplasma sel menjadi rusak. 

 

  • Racun Sistemik, jenis pestisida yang disemprotkan atau ditebarkan pada bagian tanaman melalui akar dan daun. Pestisida ini dapat membunuh hama seperti jamur dan bakteri. 

 

 

4. KUALITAS PESTISIDA 

 

Setelah mengetahui cara kerja pestisida pada tanaman sobat tani sudah punya bekal 75% untuk memilih pestisida yang tepat untuk tanaman sobat tani. Selanjutnya hal yang terpenting dalam menentukan suatu pestisida yaitu kualitas pestisida itu sendiri loh. Terkadang kita sering menemukan suatu pestisida yang memiliki bahan aktif yang sama tetapi memiliki kemampuan yang berbeda. Nah berikut ciri-ciri pestisida yang memiliki kualitas baik di antaranya 

 

1. Terdapat nomor pendaftaran pestisida yang dikeluarkan oleh Kementrian Pertanian 

 

2. Terdapat tanggal produksi dan juga kadaluwarsa pestisida yang tercantum dalam kemasan 

 

3. Terdapat label petunjuk penggunaan pada kemasan 

 

4. Terdapat petugas lapangan yang akan membina dan juga bertanggung jawab terhadap produk tersebut

 

Dampak dan Fungsi Penggunaan Pestisida Pertanian 

 

Berikut adalah dampak positif dari penggunaan pestisida, yaitu: 

 

  • Bisa diaplikasikan secara mudah. 

 

  • Bisa digunakan dalam area yang luas dalam waktu singkat. 

 

  • Memberikan keuntungan ekonomi secara jangka pendek. 

 

  • Efektif hampir di setiap waktu dan setiap tempat. 

 

  • Menghasilkan dampak yang baik terhadap pembasmi hama. 

 

Berikut adalah dampak negatif dari penggunaan pestisida, yaitu: 

 

  • Kematian alami organisme pengganggu. 

 

  • Menyebabkan timbulnya resistensi. 

 

  • Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan. 

 

  • Keracunan terhadap makanan dan manusia. 

 

  • Terjadinya residu atau pencemaran lingkungan sekitar. 

 

Berdasarkan fungsinya, pestisida menurut Diding Rachmawati dan Eli Karlina (2009): 

 

1. Menolak kehadiran serangga kembali. 

 

2. Mencegah serangga memakan tanaman kembali. 

 

3. Merusak perkembangan hama seperti telur, larva, dan pupa. 

 

4. Menghambat reproduksi hama. 

 

5. Mengacaukan sistem hormon pada hama. 

 

6. Sebagai racun syaraf terhadap hama dan gulma. 

 

7. Mengendalikan pertumbuhan jamur atau bakteri. 

 

Pestisida memang sangat diperlukan sebagai bahan aktif pertanian, karena membantu petani dalam mengendalikan hama. Oleh karena itu, berdasarkan bahan aktifnya pestisida dapat digolongkan menjadi 4 yaitu: 

Sintetik Anorganik : Merkuri, flourida, dan tembaga sulfat. 

 

  • Organik Organo Khlorin : DDT, SHC, endrin, dieldrin. 

 

  • Heterosiklik : Kepone dan mirex. 

 

  • Organofosfat : klorpirifos dan prefonofos. 

 

  • Karbamat : Karbofuran dan SPMC. 

 

  • Dinitrofenol : Dinex dan lainnya. 

 

Berdasarkan contohnya, jenis pestisida tanaman sebagai berikut: 

 

Tanaman : Berenuk 

Kandungan : Buah mengandung alkoloid 

Cara kerja : Bersifat pengusir hama serangga 

Sasaran : Tikus, Kutu daun dan Wereng 

 

Tanaman : Brotowali 

Kandungan : Buah mengandung alkaloid 

Cara kerja : Sebagai pengusir dan penghambat perkembangan serangga 

Sasaran : Hama gudang, Walang sangit, Ulat daun dan Wereng 

 

Tanaman : Kunyit 

Kandungan : Umbi mengandung racun dioskorin dan diosconin 

Cara kerja : Mempengaruhi system syaraf anti reproduksi 

Sasaran : Kutu daun, Nyamuk, Wereng, Tikus. 

 

Tanaman : Mindi 

Kandungan : Mengandung margosin, glikosdida flafonoid 

Cara kerja : Menolak, menghambat pertumbuhan, dan mempengaruhi system syaraf 

Sasaran : Ulat grayak, Kutu daun, Anjing tanah, Belalang, Wereng, dan Gudang 

 

Tanaman : Srikaya 

Kandungan : Daun dan buah mengandung minyak anonain dan resin 

Cara kerja : Sebagai racun perut dan racun kontak untuk menolak pekembangan telur 

Sasaran : Kumbang, Kutu daun, Nyamuk Rorongo, Wereng coklat dan Walang sangit 

 

Tanaman : Surian 

Kandungan : Daun dan kulit batang mengandung surenon, surenin dan surenolakton 

Cara kerja : Penghambat pertumbuhan dan menolak perkembangan hama 

Sasaran : Tungau, Walang sangit, Kutu kebul, dan Ulat Daun 

 

Tanaman : Sembung 

Kandungan : Mengandung borneol, sineol, limonene dan dimetil etrer floroasetofenon. 

Cara kerja : Mempengaruhi metabolisme syaraf 

Sasaran : Keong mas dan Limus sakeureut 

 

Tanaman : Picung 

Kandungan : Buah dan daun mengandung alkaloid dan asam biru (HCN) 

Cara kerja : Racun kontak yang mempengaruhi system syaraf 

Sasaran : Wereng coklat, Lembing batu, Belalang, Walang sangit, Kutu daun, Ulat grayak 

 

Tanaman : Selasih 

Kandungan : Daun dan bunga mengandung minyak atsiri metilegenol, eugenol, geraniol, sineol. 

Cara kerja : Membasmi pernapasan pada hama Hama 

Sasaran : Lalat buah/Entod longong jantan dari golongan Bactrocera sp 

 

Itulah cara memilih pestisida pertanian yang tepat. Perlu diingat, bahwa dalam penggunaan pestisida harus memperhatikan batas ambang populasi sekitar. Hal ini dilakukan agar tidak menyebar kepada orang-orang sekitar. PT. Dharma Guna Wibawa sebagai perusahaan Agrochemical di Indonesia, menjamin kualitas produk pestisida yang akan digunakan oleh petani di Indonesia. Anda bisa menggunakan BENLOX 50 WP, DEMOLISH 18 EC, CORONA 325 EC, SUPREMO 480 SL, CHLORMITE 400 EC, BESTNOID 60 WP, KLENSECT 200 EC, PENALTY 50 SC. 

 

Demikian 4 Cara Memilih Pestisida Pertanian yang Tepat.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Hama

Cara Mencampur Pestisida Berdasarkan Bentuk Formulasi

Pestisida merupakan zat kimia beracun yang digunakan untuk membasmi hama, gulma dan penyakit tanaman. Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), biasanya petani menggunakan pestisida sebagai pengaplikasiannya. Hal ini karena, pestisida lebih efektif untuk menjaga lahan pertanian ketimbang cara alami atau manual yang memakan waktu banyak. 

 

Dalam penggunaan pestisida juga tidak boleh sembarangan, karena pestisida mememiliki formulasi yang berbeda-beda pada setiap campurannya. Pengetahuan tentang formulasi sebagai bahan aktif perlu diketahui, agar penggunannya tidak salah. Oleh karena itu, sebelum mengetahui cara mencampur pestisida ada baiknya kita mengenal formulasi pestisida tersebut. 

 

7 Bentuk Formulasi Untuk Campuran Pestisida

Berikut 7 bentuk formulasi untuk campuran pestisida, diantaranya: 

 

1. Granule (GR) 

 

Formulasi GR merupakan formulasi berbentuk butiran padat dengan berbagai bentuk ukuran yang siap pakai. Formulasi ini tidak larut dalam air dan bisa diaplikasikan langsung tanpa perlu dicampur dengan air. Formulasi GR memiliki beberapa kelebihan seperti: 

 

- Siap digunakan tanpa perlu pencampuran 

 

- Bahaya bagi aplikator (orang yang mengaplikasian pestisida) tergolong rendah 

 

- Dapat diaplikasikan dengan mudah dan dapat diaplikasikan bersamaan dengan pupuk 

 

Namun formulasi GR juga memiliki kekurangan seperti: 

 

- Butiran tidak menempel pada dedaunan atau permukaan tidak rata lainnya sehingga umumnya digunaan untuk pestisida yang bersifat sistemik 

 

- Aplikasi secara seragam sulit dilakukan dan dibutuhkan kalibrasi yang cukup sering 

 

 

2. Water Dispersible Granule (WG) 

 

Formulasi WG merupakan formulasi berbentuk padatan yang dapat diencerkan dengan air dan dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan. Formulasi WG memiliki beberapa kelebihan seperti: 

 

- Mudah dalam penyimpanan, dan pengaplikasikan - Resiko fitotoksik (gejala keracunan pada tanaman) rendah 

 

- Tidak menimbulkan debu ketika dibuka Namun fomulasi WG memiliki kekurangan seperti: - Perlu pengadukan agak lama ketika diencerkan dengan air 

 

- Harus digunakan secara cepat setelah dicampur air agar tidak terjadi penggumpalan. Salah satu pestisida dengan formulasi WG yaitu Trendy 20 WG (Metil Metsulfuron 20%). 

 

 

3. Wettable Powder (WP) 

 

Formulasi WP merupakan bentuk formulasi yang cukup populer dalam pestisida, baik insektisida, fungisida, herbisida maupun jenis pestisida lainnya. Formulasi WP biasanya berbentuk tepung yang dapat diaplikasikan dalam bentuk suspensi setelah dicampur dengan air. Formulasi WP memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 

 

- Resiko fitotoksik atau gejala keracunan pada tanaman lebih rendah dibandungkan dengan bentuk formulasi lain 

 

- Kurang diserap oleh air 

 

Namun formulasi WP juga memiliki kelemahan seperti: 

 

- Menimbulkan debu ketika dituangkan 

 

- Bersifat abrasif 

 

- Dapat meninggalkan residu yang tampak pada bidang sasaran 

 

Petisida dalam bentuk formulasi WP diantaranya: 

 

- Dangke 40 WP (Metomil 40%) 

 

- Delouse 25 WP (Imidakloprid 25%) 

 

- Dense 70 WP (Metil Tiofanat 70%) 

 

- Benlox 50 WP (Benomil 50%)

 

- Cozeb 80 WP (Mankozeb 80%) 

 

- Procure 20 WP (Simoksanil 20%) 

 

- Ventra 75 WP (Klorotalonil 75%) 

 

- Bestnoid 60 WP (Fentin Asetat 60%) 

 

 

4. Soluble Powder (SP) 

 

Formulasi SP merupakan formulasi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk larutan setelah dicampur dengan air. Larutan yang terbentuk bisa dikatakan sebagai larutan bahan aktif ‘sejati’ namun biasanya ada bahan campuran yang tidak dapat larut dalam air. Dimana formulasi SP memiliki kelebihan dan kekurangan yang hampir sama dengan formulasi WP yaitu: 

 

- Kurang diserap oleh air 

 

- Bersifat abrasif 

 

- Menimbulkan debu ketika dituangkan 

 

- Resiko fitotoksik atau gejala keracunan pada tanaman lebih rendah 

 

Pestisida yang menggunakan bentuk formulasi SP yaitu Manthene 75 SP (Asefat 75%). 

 

5. Suspension Concentrate (SC) 

 

Formulasi SC merupakan salah satu bentuk formulasi pestisida cair yang banyak digunakan oleh petani. Formulasi SC merupakan formulasi yang berbentuk suspensi bahan aktif yang stabil dengan air sebagai cairan. Formulasi SC harus diencerkan dengan air sebelum digunakan, lalu perlu dikocok terlebih dahulu sebelum ditakar dan dicampur dengan air. 

 

Jenis pestisida yang menggunakan bentuk formulasi SC diantaranya: 

 

- Balistic 50 SC (Fipronil 50 g/l) 

 

- Provide-X 21/45 SC (Emamektin Benzoat 21 g/l + Beta Sipermetrin 45 g/l) 

 

- Corona 325 SC (Azoksistrobin 200 g/l + Difenokonazol 125 g/l)

 

- Dense 520 SC (Metil Tiofanat 520 g/l)

 

- Venator 550 SC (Mesotrion 50 g/l + Atrazin 500 g/l)

 

- Avatar 400 SC (Sodium Bispiribak 400 g/l)

 

 

6. Soluble Liquid (SL) 

 

Formulasi SL merupakan formulasi yang berbentuk cairan yang dapat diaplikasikan dalam bentuk larutan bahan aktif setelah diencerkan dengan air. Cairan tersebut mungkin mengandung bahan formulasi yang tidak larut dalam air. Hal ini karena sifatnya yang terlalu padat. 

 

Beberapa jenis pestisida yang menggunakan bentuk formulasi ini diantaranya: 

 

- Supremo 480 SL (IPA Glifosat 480 g/l)

 

- Supretox 276 SL (Paraquat Diklorida 276 g/l)

 

- Abolisi 865 SL (2,4-D Dimetil Amina 865 g/l)

 

- Inteam 150 SL (Amonium Glufosinat 150 g/l) 

 

 

7. Emulsifiable Concentrate (EC) 

 

Formulasi EC merupakan bentuk formulasi yang paling banyak digunakan untuk insektisida. Formulasi EC berbentuk cairan homogen yang dapat diaplikasikan dalam bentuk emulsi, setelah dicampur dengan air. Formulasi EC memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 

 

- Dapat diaplikasikan dengan cara disemprotkan, kocor, fogging, dan pencelupan 

 

- Memerlukan sedikit pengadukan ketika akan diaplikasikan 

 

- Tidak meninggalkan residu yang tampak pada bidang sasaran 

 

Namun formulasi EC memiliki kelemahan seperti: 

 

- Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan overdosis sehingga dapat menimbulkan gejara toksik (keracunan) pada tanaman 

 

- Mudah diserap kulit manusia 

 

- Dapat menyebabkan korosif pada tangki sprayer jika penggunaan kurang tepat 

 

Pestisida yang menggunakan formulasi EC yaitu: 

- Chlormite 400 EC (Klorpirifos 400 g/l) 

 

- Demolish 18 EC (Abamektin 18 g/l) 

 

- Klensect 200 EC (Permetrin 200 g/l) 

 

- Rahwana 500 EC (BPMC 500 g/l) 

 

- Capture 100 EC (Sipermetrin 100 g/l)

 

Cara Mencampur Pestisida Dengan Urutan WALES 

 

Dalam mencampur pestisida, salah cara yang sering digunakan yaitu WALES. Urutan ini dipakai untuk mencampur pestisida dalam 1 kali aplikasi. Urutan ini sesuai dengan formulasi yang disebutkan di atas yaitu WP, Agitaion (aduk), (WG), SL / SC / EC, dan nutrisi atau perekat. 

 

W – pestisida berformula WP atau sejenisnya 

A – agitation (aduk-aduk rata) 

L – salah satu pestisida berformula seperti (WG) Water Dispersible Granule

E – salah satu pestisida berformula SL / SC / EC 

S – nutrisi atau perekat 

 

Campuran ini sebaiknya diurutkan dari bentuk formulasi yang paling susah larut seperti Water Dispersible Granule (WG), Wettable Powder (WP) / Soluble Powder (SP), Soluble Liquid (SL), Suspension Concentrate (SC), Emulsifiable Concentrate(EC), Nutrisi atau Perekat. Kemudian uji kompatibilitas terlebih dahulu dengan cara mencampurkan antara formulasi dengan masing-masing 2 – 5 ml dan 5 – 10 ml air. Apabila saat campuran pestisida tersebut tidak ada perubahan, maka formulasi tersebut sudah sempurna. 

 

Itulah cara mencampur pestisida. Perlu diperhatikan, jika Anda ingin menambahkan nutrisi serta perekat pada campuran pestisida tersebut, Anda bisa menambahkannya setelah semua pestisida tercampur dengan baik. Hal ini untuk mencegah berkurangnya kualitas daripada kandungan pestisida tersebut. Kemudian untuk hasilnya Anda bisa mencoba terlebih dahulu untuk beberapa jenis tanaman.

 

Demikian Cara Mencampur Pestisida Berdasarkan Bentuk Formulasi.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Nutrisi Tanaman Meningkatkan Hasil Panen

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk proses pertumbuhan. Nutrisi kerap kali di pakai untuk kebutuhan pangan seperti lahan pertanian. Dimana tumbuhan yang di tanam pada lahan pertanian harus bisa bertumbuh dengan cepat. Oleh karena itu, nutrisi tanaman dipilih untuk perkembangan dan pertumbuhan tumbuhan. Karena dapat mengambil zat hara lebih cepat dari tanah, air, dan sinar matahari. 

 

Penggunaan nutrisi tanaman memang sangat penting, sebagai fungsi normal dari sistem pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Nutrisi tanaman membuat proses pertumbuhan lebih cepat, hasil panen meningkat, dan tumbuhan sehat. Tidak heran bila petani menggunakan nutrisi tanaman untuk memaksimalkan hasil panennya. 

 

7 Nutrisi Tanaman Dikenal Sebagai Pupuk 

 

Berikut bentuk nutrisi tanaman secara umum yang dikenal sebagai pupuk, diantaranya: 

 

- Pupuk Hijau (Nutrisi Alami)

 

Pupuk hijau merupakan nutrisi yang berasal dari tumbuhan yang memiliki kandungan Nitrogen tinggi. Biasanya tumbuhan yang memiliki Nitrogen tinggi merupakan tumbuhan yang berasal dari jenis kacang-kacangan. Pemberian pupuk hijau dilakukan dengan cara membenamkan bagian muda pada tumbuhan ke dalam tanah sehingga tanah mengalami penambahan bahan organik dan unsur hara khususnya Nitrogen. 

 

- Pupuk Kandang (Nutrisi Alami)

 

Pupuk kendang merupakan nutrisi yang berasal dari kotoran hewan baik padat maupun cair. Kotoran hewan yang biasa digunakan bisa berasal dari kotoran ayam, kambing, sapi, ataupun hewan ternak lainnya. Kotoran hewan ini perlu diolah melalui proses dekomposisi agar terhindar dari biji gulma atau penyakit yang terbawa oleh kotoran tersebut. 

 

- Pupuk Kompos (Nutrisi Alami)

 

Pupuk kompos merupakan nutrisi organik yang berasal dari campuran kotoran hewan, dedaunan dan juga sampah organik. Seperti halnya pupuk kandang pupuk kompos juga dibuat melalui proses dekomposisi yang cukup lama agar terhindar dari biji gulma atau penyakit yang terbawa. Pupuk ini memiliki memiliki fungsi yang cukup tinggi untuk setiap tanaman. 

 

- Pupuk Humus (Nutrisi Alami) 

 

Humus merupakan nutrisi alami yang berasal dari pelapukan sisa-sisa tanaman dan juga hewan. Humus ini bisa berasal dari bagian tumbuhan atau hewan yang terdekomposisi sebagian atau terdekomposisi secara keseluruhan. pupuk humus banyak ditemukan pada daerah-daerah dengan lahan kondisi lahan gambut, dimana pupuk ini sangat baik untuk pertumbuhan tanaman.

 

- Pupuk Hayati (Nutrisi Buatan) 

 

Pupuk hayati merupakan nutrisi dengan kandungan mikroorganisme hidup yang dapat membantu meningkatkan ketersediaan nutrisi tanaman di dalam tanah. Mikroorganisme tersebut akan membantu dalam proses penyerapan unsur hara agar unsur hara tersedia bagi tanaman. Contoh pupuk hayati di antaranya adalah pupuk penambat nitrogen dan pelarut fosfat. 

 

- Pupuk Anorganik (Nutrisi Buatan) 

 

Pupuk anorganik merupakan nutrisi buatan yang memiliki kandungan unsur hara tertinggi. Pupuk anorganik terdiri dari pupuk majemuk dan pupuk tunggal. Dalam pembuatannya pupuk ini harus di takar terlebih dahulu sebelum di aplikasikan pada setiap tanaman. Bisa menggunakan urea dan NPK dalam campuran yang dilakukan. 

 

Contoh pupuk tunggal : Urea, SP-36, KCL 

 

Contoh pupuk majemuk : NPK, KNO3 

 

  • Pupuk Biostimulan (Nutrisi Buatan)

 

Biostimulan merupakan nutrisi yang berasal dari senyawa organik alami atau buatan atau mikroorganisme yang diaplikasi untuk meningkatkan serapan hara dan nutrisi. Pupuk ini dapat merangsang pertumbuhan, dan meningkatkan toleransi terhadap cekaman baik biotik (serangan penyakit dan hama) ataupun anbiotik (stres akibat lingkungan seperti suhu, kemasaman tanah dll). 

 

Pupuk biostimulan sangat terkenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan kualitas tanaman agar cepat berakar dan berbuah. Bahan dari pupuk biostimulan terbuat dari mikroba, asam humat, asam fulfat, asam amino, ekstrak rumput laut, dan juga ekstrak tumbuhan. Dimana bahan ini sangat berkhasiat untuk tanaman buah-buahan ataupun sayur-sayuran.

 

Jika dilihat pupuk ini memiliki ukuran dan kemasan yang berbeda, Softguard 70ml, Leili 100ml, Root Most 150ml. Anda bisa menyesuaikan kebutuhan daripada penggunaan pupuk ini. Banyak petani juga menggunakan pupuk Biostimulan, karena dianggap bernutrisi, efektif, dan berkualitas.

 

Biostimulan keluaran dari PT Dharma Guna Wibawa, selaku agrochemicals pertanian khususnya pestisida, benih, dan pupuk. Anda bisa temukan pupuk ini di beberapa e-commerce. Tentunya sudah memiliki ijin edar resmi sebagai pupuk cair yang bermanfaat untuk aplikasi tanaman. 

 

Itulah nutrisi tanaman yang dapat meningkatkan hasil panen. Setiap nutrisi memiliki manfaat yang berbeda-beda, Oleh karenanya harus bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tersebut. Anda bisa menggunakan pupuk biostimulan sebagai nutrisi tanaman yang menyerap unsur hara dengan cepat. 

 

Demikian Nutrisi Tanaman Meningkatkan Hasil Panen. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Penyakit

Cara Mengatasi Penyakit Pada Tanaman

Cara mengatasi penyakit pada tanaman memang sangat banyak. Namun tidak semua cara bisa di lakukan dengan baik, karena setiap jenis tanaman berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu mengetahui jenis tanaman tersebut agar bisa mengatasi penyakit tersebut. Melalui pelatihan dan pengetahuan tanaman pastinya kita bisa mengatasi penyakit pada tanaman. 

 

Kehadiran hama memang menjadi salah satu faktor tanaman terserang penyakit. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembasmian hama terlebih dahulu, agar penyakit pada tanaman tidak muncul. Kehadiran hama ini biasanya menyebabkan bintik-bintik putih pada daun, sehingga tumbuhan menjadi layu dan mati. Cara yang bisa dilakukan agar tanaman tidak terserang penyakit adalah melakukan perawatan. Dengan mengenal jenis-jenis penyakit tanaman terlebih dahulu, kita baru bisa merawat tanaman tersebut. 

 

 

Jenis – Jenis Penyakit Pada Tanaman! 

Sebelum kita bahas cara mengatasi penyakit pada tanaman, tentunya kita perlu mengetahui jenis penyakit tanaman terlebih dahulu. Berikut diantaranya.. 

 

1.Penyakit Embun Tepung: Oidium tabaci 

 

Penyakit_Embun_Tepung-e1610338313518.png

 

Penyakit embun tepung disebabkan oleh jamur Oidium tabaci. Jamur ini tidak dapat hidup pada sisa-sisa tanaman. Gejala yang ditimbulkan yaitu munculnya bercak putih keabu-abuan pada bagian permukaan daun. Kemudian bercak-bercak tersebut akan menyebar dan meluas ke seluruh bagian daun dengan warna putih seperti tepung. 

 

Cara Mengatasi dengan: 

 

Benlox 50 WP (Benomil 50%), 2 g/l 

 

Procure 20 WP (Simoksanil 20%), 2 g/l _ 

 

 

2. Penyakit Lanas: Phytophthora nicotianae 

 

Penyakit_Lanas_Tembakau-e1610338638473.png

 

Penyakit lanas muncul pada saat pembibitan dan juga penanaman. Gejala penyakit lanas adalah munculnya bercak daun yang cepat menyebar sehingga daun menjadi busuk layu. Selain itu pangkal batang bibit menjadi busuk dan berwarna coklat. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora nicotianae dan sangat rentan menyerang tanaman pada saat musim hujan 

 

Cara Mengatasi dengan: 

 

Cozeb 80 WP (Mancozeb 80%), 2 g/l 

 

Procure 20 WP (Simoksanil 20%), 2 g/l

 

 

3. Penyakit Patik Daun: Cercospora nicotianae

 

Penyakit_Patik_Daun_Tembakau-e1610338734931.png

 

Penyakit patik daun disebabkan oleh jamur Cercospora nicotianae. Penyakit ini dapat menyerang tanaman pada saat pembibitan dan juga penanaman. Gejala awal berupa munculnya bercak kecil berwarna coklat kemudian berubah menjadi kering berwarna putih dengan bintik hitam di tengahnya dan akhirnya bercak tersebut pecah sehingga terbentuk lubang gejala ini menyerupai atau sering disebut sebagai mata ikan

 

Cara Mengatasi dengan: 

 

Dense 520 SC (Metil Tiofanat 520 g/l), 1-2 ml/l 

 

Corona 325 SC, 1-2 ml/l 

 

 

4. Penyakit Rebah Semai: Pythium aphanidermatum 

 

Penyakit_Rebah_Semai-e1610339685618.png

 

Penyakit rebah semai disebabkan oleh jamur Pythium aphanidermatum, gejala yang ditimbulkan yaitu bibit menjadi busuk berwarna kecoklatan dan akhirnya bibit menjadi rebah. Apabila bibit dicabut maka akar terlihat berwarna putih sehat. Sedangkan bibit yang telah pindah tanam akan terhambat pertumbuhannya, daun menguning, layu dan akhirnya mati.

 

Cara Mengatasi dengan: 

 

Benlox 50 WP (Benomil 50%), 2 g/l 

 

Procure 20 WP (Simoksanil 20%), 2 g/l_ 

 

 

Contoh Penyakit Tanaman Lainnya..

 

1. Penyakit Tungro 

Penyakit tungro merupakan style penyakit tanaman yang paling kerap terjadi, khususnya terhadap tanaman padi. Penyakit Tungro disebabkan oleh dua style virus yaitu, Rice Tungro Bacilliform Virus dan Rice Tungro Spherical Virus. Virus ini mampu menginfeksi tanaman secara seiring sebab tidak mempunyai kekerabatan serologi. Virus tungro juga mampu ditularkan oleh wereng. Penyakit ini membawa dampak mengolah padi nasional kehilangan hasil yang cukup tinggi. Kita bisa melihat sebagian gejala penyakit tungro dengan terdapatnya diskolorasi berwarna kuning, dan terdapatnya klorisi terhadap daun.

 

2. Penyakit Jamur 

Jamur terhitung mampu mnejadi sumber penyakit pada tanaman, dikarenakan mampu menyerang nyaris seluruh bagian tumbuhan, layaknya akar, batang, daun dan buah. Pembusukan pada leher akar tanaman yang baru tumbuh (sedang berkecambah). Akibatnya leher akar mengecil agar tidak mampu menopang batang tanaman. Batang menjadi busuk dan kering agar keadaan tanaman dapat rebah. 

 

3. Penyakit Mosaik 

Penyakit mosaik merupakan penyakit yang kerap menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau kerap disingkat sebagai TMV. Adapun gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah pada daunnya terkandung bercak hijau muda atau kuning yang tersebar, andaikan semainya terinfeksi maka tidak lama sesudah itu semai berikut akan mati, ukuran buahnya jadi kecil, pada batangnya terkandung garis hitam yang pertanda bahwa terkandung jaringan yang mati. 

 

Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit Tanaman? 

Setelah kita tahu jenis penyakit pada tanaman, tentunya kita harus mengatasi penyakit tersebut agar tidak menyebar. Caranya bisa bermacam-macam seperti hal berikut: 

 

4. Pengendalian Biologis 

Mengatasi penyakit tanaman secara biologis biasa di lakukan dengan mengunakan predator untuk memangsa para hama sebagai pembawa penyakit. Namun pengendalian secara biologis ini bisa dikatakan kurang cukup maksimal, karena susahnya menemukan hewan predator yang bisa digunakan untuk membasmi hama. 

 

5. Pengendalian Kimia 

Mengatasi penyakit tanaman secara kimia adalah menggunakan bahan kimia seperti pestisida, insektisisa, fungisida dan herbisida. Pengendalian ini sebenarnya terbilang gampang dan hasilnya maksimal. Namun memiliki efek negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah mengundang polusi udara. 

 

6. Pengendalian Mekanis 

 

Mengatasi penyakit tanaman secara mekanis dikatakan sebagai cara tradisional. Hal ini karena tidak menggunakan zat kimia semacam insektisida, namun menggunakan alat-alat layaknya sabit, gunting tanaman, dan lain sebagainya. Cara ini memerlukan waktu yang lama, karena kurang efektif dan menyebar terlalu cepat.

 

Itulah cara mengatasi penyakit pada tanaman, sekiranya bisa membantu teman-teman dalam mebasmi penyakit pada tanaman. Meskipun hasilnya tidak cepat serta langsung terlihat seperti saat kita menggunakan pestisida, namun mengusir hama denga cara ini dapat menjadi pilihan terbaik untuk menjaga kelestarian lingkungan.

 

Kami juga mau mengingatkan kembali nih, gejala penyakit pada tanaman merupakan hasil dari infeksi atau serangan patogen (jamur, bakteri, virus) 1-2 minggu sebelumnya. Oleh karena itu harus terus melakukan proteksi terhadap tanaman agar tanaman tidak mati.

 

Demikian Cara Mengatasi Penyakit Pada Tanaman.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Gulma

Cara Mengendalikan Gulma Pada Tanaman Padi

Cara Mengendalikan Gulma? Salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang sering muncul di lahan petanian yaitu gulma. Tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan ini dapat menurunkan hasil panen sekitar 50-70%. Gulma mampu berkompetisi kuat dengan tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara seperti air, sinar matahari, udara, dan fosfor.

 

Gulma dapat menyerap nitrogen dan fosfor hingga dua kali, dan kalium hingga tiga kali pada tanaman. Nitrogen dan fosfor ini sangat penting sebagai penyerapan utama tumbuhan. Biasanya tanaman yang kekurangan nitrogen dan fosfor bisa diketahui dengan warna daun yang pucat. Oleh karena itu, perlu memastikan apakah daun pada tumbuhan yang dimiliki sudah memucat atau belum. 

 

Penyebaran gulma memang sangat sulit ditebak, karena bisa muncul begitu saja. Gulma biasa hadir dari sisah pembuaian tanaman, dimana hasil pembuaian tersebut mengendap di dalam tanah dan berkembang menjadi gulma. Gulma ini paling banyak ditemukan pada lahan pertanian, seperti tanaman padi atau sejenisnya. 

 

Gulma ini biasa dikendalikan oleh para petani untuk mencegah tanaman terserang penyakit. Caranya dengan melakukan pengolahan tanah, mengatur air dipetakan sawah, menggunakan benih yang bersertifikat, dan menggunakan kompos sisa tanaman. Banyak petani melakukan cara ini untuk mengendalikan gulma. Namun ada baiknya bila kita mengenal gulma terlebih dahulu. 

 

 

Contoh Pengendalian Gulma Pada Tanaman Padi 

Untuk lebih jelas tentang gulma, beirikut ini contoh gulma pada lahan pertanian, yaitu:

 

  • Echinocloa crus-galli 

 

Jawan.png

 

  • Nama Ilmiah : Echinocloa crus-galli Nama Umum : Jajagoan (sunda); Jawan (jawa); Beteng (bugis) 

 

Morfologi 

 

Echinocloa crus-galli termasuk ke dalam golongan gulma berdaun sempit. Secara morfologi bentuknya sangat mirip dengan tanaman padi pada saat masih muda. E.crus-galli memiliki penampilan tegak, memiliki tinggi sekitar 20-150 cm, bahkan bisa mencapai 200 cm (Galinato et al. 1999 dalam Guntoro, 2012). 

 

Penyebaran

 

Jenis gulma yang memperbanyak dirinya secara generatif melalu biji yang tercampur dengan benih padi (Galinato et al. 1999). Gulma ini tumbuh dengan cara penyerbukan sendiri, yaitu lewat bantuan mikro oganisme seperti E. crus-galli. Penyerbukan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan angin, burung, dan lain sebaginya. Dengan menggunakan mesin pertanian untuk melakukan pengangkutan biji padi (Itoh, 1991 dalam Guntoro, 2012). 

 

Kompetisi

 

Gulma E. crus-galli merupakan kompetitor yang sangat kuat terhadap tanaman padi sehingga menurunkan pertumbuhan dan produksi tanaman padi (Chin 2003). Banyaknya populasi E. Crus-galli sangat berpengaruh terhadap penurunan hasil produksi padi. Semakin tinggi populasi gulma E. crus-galli, maka jumlah anakan produktif semakin menurun. Penurunan bobot gabah akibat adanya gulma ini dapat mencapai 48% (Guntoro, 2012).

 

Pengendalian 

 

Banyaknya populasi gulma E. crus-galli dapat ditekan sejak awal yaitu dengan melakukan pembersihan lahan sawah yang akan digarap sebelum dibajak. Penanaman bibit padi secara jajar legowo juga dapat menekan populasi gulma ini. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida dapat dilakukan jika masih ditemukan gulma pada pertanaman padi ketika padi mulai tumbuh.

 

Pestisida yang efektif untuk mengendalikan gulma E. Crus-galli yaitu herbisida berbahan aktif sodium bispiribak (AVATAR 400 SC, SALVATORE 12/18 WP) dan 2-4 D (ABOLISI 865 SL). AVATAR 400 SC dan SALVATORE 12/18 WP diaplikasikan ketika padi berumur 7-10 HST atau daun gulma tidak lebih dari 3 daun dengan konsentrasi 1-2 ml/l untuk AVATAR dan 80-100 gr/ha untuk SALVATORE 12/18 WP. ABOLISI 865 SL diaplikasikan ketika padi berumur 20-30 HST atau sebelum pemupukan kedua dengan konsentrasi 2-3 ml/l. 

 

  • Cyperus iria

 

Teki-Iria.png

 

Nama Ilmiah : Cyperus iria

 

Nama Umum : Teki sawah, Jekeng

 

Morfologi

 

Cyperus iria termasuk ke dalam golongan gulma teki-tekian. Secara morfologi ketinggian cyperus iria sangat bervariasi dari 8 cm hingga 60 cm, memiliki banyak akar pendek berwarna merah kekuningan. Daunnya berbentuk garis lurus, biasanya lebih pendek dari batang, lebar 1-8 mm, datar, dan berkerut di tepi dan rusuk utama; pelepah daun berwarna hijau sampai coklat kemerahan dan membungkus batang di pangkalan (CABI International).

 

Penyebaran

 

Cyperus iria merupakan gulma tahunan yang memperbanyak diri secara generatif melalui biji. Satu gulma ini dapat menghasilkan biji hingga 5000 biji. 40% dari biji segar tersebut dapat berkecambah dengan segera. Biji gulma ini berkecambah dengan baik di permukaan tanah tetapi kurang mampu berkecambah di genangan air (CABI International).

 

Kompetisi

 

Cyperus iria seperti halnya dengan gulma teki-tekian lain merupakan gulma yang mendominasi di lahan tanaman padi khususnya padi gogo. Gulma ini berbahaya karena memiliki kemampuan memperbanyak diri secara cepat dan juga dapat mengeluarkan senyawa alelopati yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman di sekitarnya. Penurunan hasil akibat adanya kompetisi dengan gulma ini dapat mencapai 29-61 % (Setyowati dkk., 2001).

 

Pengendalian 

 

Sama halnya dengan gulma lain yang menyerang padi sawah, gulma Cyperus iria juga dapat ditekan sejak awal yaitu dengan melakukan pembersihan lahan sawah yang akan digarap sebelum dibajak. Penggenangan lahan sawah dan pengaturan air yang tepat dapat menekan jumlah populasi gulma ini. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida dapat dilakukan jika masih ditemukan gulma pada pertanaman padi ketika padi mulai tumbuh.

 

Pestisida yang efektif untuk mengendalikan gulma Cyperus iria yaitu herbisida berbahan aktif sodium bispiribak (AVATAR 400 SC, SALVATORE 12/18 WP) dan 2-4 D (ABOLISI 865 SL). AVATAR 400 SC dan SALVATORE 12/18 WP diaplikasikan ketika padi berumur 7-10 HST atau daun gulma tidak lebih dari 3 daun dengan konsentrasi 1-2 ml/l untuk AVATAR dan 80-100 gr/ha untuk SALVATORE 12/18 WP. ABOLISI 865 SL diaplikasikan ketika padi berumur 20-30 HST atau sebelum pemupukan kedua dengan konsentrasi 2-3 ml/l. 

 

  • Monochoria vaginalis 

 

Vaginalis.png

 

Nama Ilmiah : Monochoria vaginalis Burm. F. Presi 

 

Nama Umum : Wewehan (jawa), Eceng padi, Pico-Pico (bugis)

 

Morfologi

 

Monochoria vaginalis merupakan salah satu gulma utama di pertanaman padi yang termasuk ke dalam golongan gulma berdaun lebar. Gulma ini mempunyai rimpang pendek dan menyebar dengan stolon. Tingginya 10-50 cm dan tanpa batang. Tanaman yang lebih tua biasanya membentuk rumpun besar, tetapi tidak terhubung. Pada tumbuhan yang agak tua, daunnya mengambang, linier atau lanset dan pada tumbuhan yang lebih tua, daunnya berbentuk bulat, berakumulasi tajam dengan dasar berbentuk hati atau bulat, berkilau, dan berwarna hijau tua (CABI International).

 

Penyebaran

 

M. vaginalis tergolong gulma air (akuatik) semusim di sawah yang tergenang, tetapi juga bisa tumbuh sebagai gulma tahunan (perenial) dalam kondisi banjir yang terus-menerus. Perbanyakan gulma ini kebanyakan dari biji dan sesekali dari umbi-umbian. Pembungaan dapat terjadi sepanjang tahun. Perbanyakan dan perkembangan gulma ini lebih besar pada masa awal tanam padi. Pertumbuhan gulma ini lebih tinggi pada tanah jenuh air daripada di tanah kering (CABI International).

 

Kompetisi

 

Wewehan (Monochoria vaginalis Burm.F. Presi) merupakan salah satu gulma penting yang tumbuh di pertanaman padi. Keberadaan gulma ini sangat merugikan karena dapat menurunkan hasil produksi padi sebesar 17% sampai 40% (Widhikinasih, 2014).

 

Pengendalian 

 

Pengendalian gulma M. vaginalis salah satunya dapat dilakukan dengan penyiangan manual ataupun dengan alat untuk menekan populasi gulma tersebut. Pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan pestisida dapat dilakukan jika populasi gulma ini sudah tinggi dan tidak bisa ditekan melalui pengendalian secara manual.

 

Pestisida yang efektif untuk mengendalikan gulma M. vaginalis yaitu herbisida berbahan aktif metil metsulfuron (TRENDY 20 WP/WG) dan 2-4 D (ABOLISI 865 SL). TRENDY dapat diaplikasikan melalui penyemprotan dan juga ditebar bersamaan dengan pemupukan dengan dosis 15-20 gr/ha. ABOLISI 865 SL diaplikasikan ketika padi berumur 20-30 HST atau sebelum pemupukan kedua dengan konsentrasi 2-3 ml/l.

 

Contoh-Contoh Gulma Lainnya..

 

Frimbis.png

 

Krokot.png

 

Semanggi.png

 

Timunan.png

 

 

Apa Kerugian yang Ditimbulkan Oleh Gulma?

 

Gulma dapat menyebabkan kerugian pada bidang pertanian, dimana gulma ini dapat menggangu pertumbuhan tanaman. Hal tersebut karena terjadinya persaingan antara gulma dengan tanaman untuk memperebutkan air, hara, dan cahaya matahari. Di Indonesia sendiri penurunan hasil panen akibat gulma mencapai 10-20%. Dimana gulma ini berperan sebagai inang yang bergantung kepada beberapa tanaman utama.

 

Selain sebagai inang bagi hama dan penyakit, gulma juga dapat menjadi parasit bagi tanaman budidaya padi. Sebagai contoh, gulma rumput setan dapat menjadi parasit pada tanaman jagung dan padi ladang, gulma orobanche terjadi pada padi, jagung, tebu, gandum, dan tembakau. Gulma alelopati menyebabkan penurunan pertumbuhan tanaman.

 

Berikut kerugian-kerugian yang ditimbukan oleh gulma, diantaranya:

 

1. Terjadi persaingan antara tanaman, sehingga mengurangi produksi, air, hara, dan cahaya matahari.

 

2. Tidak adanya pengontrolan kualitas produksi tanaman di pertanian. 

 

3. Senyawa kimiawi pada gulma sangat beracun terhadap tanaman yang tumbuh. 

 

4. Sering menggangu para petani, seperti banyaknya duri Amaranthus spinosus di sekitaran tanaman. 

 

5. Menjadi perantara sumber penyakit oleh hama dan tanaman, misalnya Lersia hexandra dan Cynodon dactylon

 

6. Terjadi gangguan pada kesehatan manusia, misalnya gulma tepung sarinya menyebabkan alergi. 

 

7. Terjadi pemborosan air karena kehadiran gulma, sehingga mengganggu penetrasi sinar matahari ke permukaan air. 

 

8. Kehadiran gulma menggangu sistem irigasi, sehingga mengurangi zat oksigen dalam air dan menurunkan produktivitas air. 

 

Bagaimana Cara Mengendalikan Gulma?

 

Pengendalian gulma merupakan cara terbaik untuk menekan laju perkembangbiakan gulma agar tidak mengganggu budidaya tanaman. Cara mengendalikan gulma bisa dilakukan pada waktu yang tepat, seperti kritis tanaman, yaitu periode dimana tanaman peka terhadap faktor lingkungan. Periode ini biasanya terjadi skitar umur 1/4 – 1/2 umur tanaman. Oleh karena itu, ketahui cara mengendalikan gulma secara umum. 

 

  • Secara mekanis (Fisik)

Secara tradisional petani mengendalikan gulma dengan alat-alat pertanian melalui kegiatan pengolahan tanah, pembabatan (pemangkas), penggenangan, pembakaran dan penggunaan mulsa. Pengendalian ini dilakukan dengan cara membajak, menyisir, dan meratakan tanah. 

 

Petani menggunakan tenaga ternak atau mesin untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Lahan disiapkan dengan mematikan gulma terlebih dahulu menggunakan herbisida. Pembajakan dapat dilakukan secara berangsur, tergantung ketersediaan lahan marjinal dan lahan miring yang bersifat rapuh terhadap tanah. 

 

Cara mekanis lebih mengedepankan kepedulian lingkungan dalam pengelolaan sistem tanam agar terhindar dari gulma. Cara ini terlbilang efektif, karena mengedukasi petani agar lebih terpadu dalam mengelola lahan pertanian. Hasilnya bisa membuat hasil panen lebih meningkat dan lebih banyak.

 

Secara biologi (Preventif)

 

Pengendalian biologi dilakukan dengan menekan populasi gulma dengan musuh alami seperti insekta, fungi, ternak, ikan, dan sebagainya sehingga keberadaan gulma sudah tidak lagi merugikan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mempelajari interaksi antara tanaman dan gulma. Terutama persaingan relatif dari tanaman selama fase perkembangan gulma. Berikut upaya-upaya yang dilakukan untuk pencegahan preventif yaitu: 

 

1. Melakukan pembersihan lahan agar gulma tidak menyebar kembali 

 

2. Melakukan pemisahan atau seleksi biji yang mungkin gulma ikut tercampur di dalamnya. 

 

3. Menggunakan pupuk kandang yang sudah matang untuk mencegah kontaminasi benih gulma. 

 

4. Mencegah pengangkutan tanaman seperti tanah maupun benda yang berpotensi mengandung gulma. 

 

 

  • Secara kimiawi (Herbisida)

 

Pengendalian gulma cara kimiawi biasa menggunakan herbisida. Cara ini efektif dilakukan karena dapat mengemat waktu dan tenaga. Herbisida memiliki efektivitas yang beragam, seperti herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan yang terkena dan herbisida sistemik mematikan setelah diserap oleh unsur gulma. 

 

Pengaplikasian herbisida sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 – 08.00 WIB, lalu sesuaikan dengan kondisi angin dan curah hujan. Penggunaan herbisida secara terus menerus juga dapat merugikan lahan pertanian, seperti keracunan tanaman dan hewan pembajak sawah. 

 

Herbisida berbahan aktif seperti glifosat, paraquat, dan 2,4-D banyak digunakan oleh petani. Bahan aktif yang disemprotkan ke daun dapat mengendalikan gulma rumputan dan gulma daun lebar. Senyawa glifosat sangat mematikan, ditranslokasikan ke seluruh bagian tanaman yang terurai ke dalam tanah. 

 

Penggolongan Herbisida terdiri atas 2 yaitu Selektif dan Non Selektif. Pada herbisida aktif berfungsi untuk mematikan gulma tertentu saja contohnya Ametrin, Diuron, Oksifluorfen, Klomazon dan Karfentrazon. Berikut produk herbisida selektif dari PT. DGW yang dapat digunakan pada lahan pertanian: 

 

abolisi 400ml.png

 

salvator-25.png

 

botol-avatar.png

 

trendy-5gr.png

 

Cara mengendalikan gulma harus dilakukan agar gulma tidak bisa muncul lagi. Cara ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknik mekanis, biologis, dan kimiawi (Herbisida). Kita bisa menggunakan produk herbisida berkualitas dari DGW seperti Abolisi, Salvatore 12/18 WP, Avatar 400 SC, dan Trendy 20. Herbisida ini sangat ampuh dalam membasmi gulma. 

 

Demikian Cara Mengendalikan Gulma Pada Tanaman Padi.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Padi

Cara Meningkatkan Hasil Panen Dengan Budidaya Tanaman

Setiap orang yang suka bercocok tanam, pasti ingin merasakan hasil panen yang meningkat, tanpa terkecuali bagi petani di Indonesia. Cara meningkatkan hasil panen memang tidak semudah yang di bayangkan. Perlu cara khusus untuk bisa mendapatkan hasil yang baik. Salah satu caranya yaitu dengan budidaya tanaman. 

 

Pemahaman tentang cara budidaya tanam yang baik dan benar memang perlu dilakukan. Hal ini untuk menunjang masyarakat agar lebih teliti dalam mengelola tanaman menjadi lebih baik. Untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan, tentunya dibutuhkan usaha yang besar seperti tahu cara merawat dan membudidayakannya. 

 

Oleh karena itu, serangkaian usaha harus mulai di persiapkan mulai dari tempat / lahan, pemilihan benih, perawatan tanaman, dan panen hasil. Dengan cara ini, tentunya hasil panen akan dengan mudah meningkat secara terus menerus. Tidak lupa juga untuk mengalokasikan nutrisi tanaman pada setiap tanaman yang di pilih. 

 

Di Indonesia sendiri sebagai negara agraris yang kaya akan lahan pertanian, sulit sekali meningkatkan hasil panen yang signifikan. Bukan tanpa sebab, karena beberapa faktor seperti cuaca yang kurang baik, tempat prasarana yang tidak lengkap, dan pelatihan yang minim membuat para petani tidak sejahterah Oleh karena itu, perlunya edukasi dan tata cara untuk meningkatkan hasil panen tersebut.

 

Tata Cara Meningkatkan Hasil Panen 

 

Dalam meningkatkan hasil panen yang signifikan, tentu perlu cara yang benar seperti:

 

  • Intensifikasi lahan pertanian 

 

Intensifikasi lahan pertanian adalah langkah untuk memanfaatkan lahan yang ada, seperti sawah atau perkebunan. Cara ini merupakan hal penting untuk petani dalam menjaga kualitas tanaman, karena harus memiliki lahan yang cukup luas agar tanaman tumbuh besar. Berikut cara sapta usaha yang bisa diterapkan: 

 

- Melakukan pengolahan tanah secara tepat. 

- Melakukan pengairan lahan dengan merata. 

- Memilih bibit tanaman yang unggul. 

- Harus rutin melakukan pemupukan. 

- Melakukan pemberantasan hama dan penyakit yang menyerang tanaman.

 

Jika semua langkah atas diterapkan dengan baik, maka hasil panen dapat mencapai target yang diharapkan. 

 

 

  • Diversifikasi jenis tanaman 

 

Diversifikasi jenis tanaman merupakan cara untuk meningkatkan hasil panen dengan cara menanam beberapa jenis tanaman produksi sekaligus dalam satu lahan pertanian. Praktik yang paling sering dijumpai adalah menanam padi dan jagung pada satu lahan yang sama. Cara ini banyak dilakukan petani, karena hasilnya terbukti. 

 

Apabila hal ini dilakukan dengan baik, tentunya sangat efisien dalam meningkatkan hasil panen. Sehingga petani tidak harus bergantung pada satu tanaman saja, tetapi bisa mendapatkan hasil panen lainnya. Risiko gagal panen juga dirasa sangat minim, karena kemungkinan jenis tanaman yang lain akan selamat. 

 

  • Mekanisasi alat pertanian 

 

Mekanisasi alat pertanian merupakan penggunaan alat-alat baru yang berteknologi. Bahkan masih banyak petani di Indonesia menggunakan alat bercocok tanam yang lama, sehingga hasil panen kurang meningkat. Padahal, jika menggunakan alat pertanian yang baru akan berdampak bagus akan hasil panen pertanian. 

 

Tidak lagi memerlukan tenaga manusia secara berlebih, melainkan untuk mesin saja yang bekerja untuk melakukan hasil panen. Untuk itu, perlu adanya mekanisasi pertanian di Indonesia. Tenaga manusia dan hendaknya mulai perlahan ditinggalkan karena tidak lagi efisien. 

 

Memang akan sulit diwujudkan, tetapi jika ada kerja sama yang baik antara pemerintah, produsen, peneliti, dan petani. Maka hasil yang didapatkan bisa jauh lebih baik daripada sebelumnya. Bisa juga melakukan inovasi sendiri untuk meningkatkan hasil panen tersebut. Misalnya, menerapkan sistem hidroponik di beberapa tempat yang ada. 

 

Meningkatkan Hasil Panen Yang Berlimpah

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk bisa mendapatkan hasil panen yang melimpah. Berikut adalah langkah-langkah meningkatkan hasil panen dengan prinsip budidaya tanaman: 

 

1. Pengolahan Lahan

 

Langkah pertama yang dapat dilakukan yaitu mempersiapkan lahan yang akan digunakan untuk bercocok tanam dengan sebaik mungkin. Jika dilahan tersebut terdapat banyak gulma, tentu saja gulma tersebut perlu untuk dikendalikan. Pegendalian gulma sebelum tanam bisa menggunakan herbisida sistemik seperti Supremo 480 SL. Jika perlu bisa ditambahkan dengan herbisida yang bersifat pratumbuh seperti Trendy 20 WG/ Trendy 20 WP untuk mengendalikan biji gulma yang ada di dalam tanah. Setelah lahan bersih dari gulma lahan perlu diolah dengan dibajak atau dicangkul terlebih dahulu serta ditambahkan pupuk kandang atau pupuk organik lainnya untuk memperbaiki tekstur tanah. Penggunaan bahan yang bersifat sebagai pembenah tanah sepeti produk Transformer dari DGW juga bisa dilakukan. Penggunaan Transformer mampu menjaga ketersediaan air tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan lebih baik. 

 

Slide1 (1).jpg

abolishi gandewa avatar sipretox venator.jpg

 

 

2. Pemilihan Benih Unggul 

 

Pemilihan Benih Unggul sangat penting karena dengan menanam benih yang memiliki mutu yang baik, tahan hama dan penyakit serta memiliki potensi hasil yang tinggi tentu peluang untuk mendapatkan hasil panen yang melimpah dengan kualitas terbaik akan lebih tinggi. 

 

3. Persemaian Tanaman 

 

Ada beberapa jenis tanaman yang perlu disemai terlebuh dahulu sebelum ditanam seperti padi, cabai, melon, kubis dan masih banyak lagi. Persemaian perlu diperhatikan karena persemaian akan menghasilkan bibit tanaman yang berkualitas. Selain penggunaan benih unggul, ketika akan menyemai suatu benih Sobat Tani perlu memperhatikan media tanam yang akan digunakan. Pastikan media tanaman yang digunakan tidak membawa bibit penyakit maupun hama. Benih yang akan disemai sebaiknya diberi perlakuan menggunakan produk Leili 2000 maupun insektisida dan fungisida untuk melindungi benih dari serangan hama dan penyakit dipersemaian. Aplikasi Leili 2000 beberapa hari sebelum pindah tanam juga dapat dilakukan untuk meminimalisir stres tanaman. Hal ini dikarenakan Leili 2000 merupakan produk biostimulan yang sangat bermanfaat dalam pertumbuhan tanaman. 

 

balistic klensect leili.jpg

Slide4.jpg

 

 

4. Pengaturan Jarak Tanam 

 

Pengaturan jarak tanam merupakan salah satu hal penting dalam budidaya tanaman namun kurang begitu diperhatikan. Penggunaan jarak tanam yang ideal akan membuat pertumbuhan tanaman lebih baik. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat berpotensi meningkatkan serangan hama dan penyakit karena kelembaban udara lebih tinggi dan penyebaran hama dan penyakit dari satu tanaman ke tanaman yang lain akan lebih cepat. Penggunaan jarak tanam yang terlalu renggang kurang efisien karena jumlah pokok yang ditanam akan lebih sedikit yang akan berdampak tehadap hasil panen yang kurang maksimal. Selain itu, jarak tanam yang terlalu lebar berpotensi meningkatkan peluang gulma untuk tumbuh karena tersedianya ruang tumbuh yang lebih lebar. Penggunaan jarak tanam yang ideal juga akan memberikan ruang yang optimal bagi tanaman untuk tumbuh. Oleh karena itu jarak tanam yang ideal perlu diperhatikan sehingga tidak terlalu rapat maupun terlalu lebar. 

 

5. Pengendalian Gulma 

 

Gulma merupakan tumbuhan yang tidak diharapkan karena tumbuh disekitar tanaman yang kita budidayakan. Keberadaan gulma sangat merugikan karena akan bersaing dengan tanaman dalam hal memperebutkan ruang tumbuh dan nutrisi. Oleh karena itu, gulma perlu dikendalikan untuk menjaga pertumbuhan tanaman tetap optimal terutama sebelum dilakukan pemupukan. 

 

6. Pemupukan 

 

Pemupukan merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan jika ingin mendapatkan hasil panen yang memimpah. Pupuk merupakan kebutuhan dasar tanaman karena tanaman membutuhkan unsur hara dalam proses pertumbuhannya. Pemberian pupuk pada tanaman sebaiknya tidak kurang maupun lebih dari dosis anjuran. Penggunaan pupuk dibawah dosis standar berpotensi menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang maksimal dan penggunaan dosis yang berlebih berpotensi menyebabkan keracunan pada tanaman. Oleh karena itu penggunaan pupuk sesuai dosis anjuran sangat penting untuk dilakukan. 

 

7. Pengendalian Hama dan Penyakit 

 

Pengendalian Hama dan Penyakit merupakan faktor yang tidak bisa lepas dalam budidaya tanaman dan sangat penting untuk diperhatikan jika ingin mendapatkan hasil panen yang bagus secara kualitas dan kuantitas. Sobat Tani perlu melakukan monitoring untuk mengetahui bagaimana kondisi serangan hama dan penyakit pada tanaman Sobat Tani. Dengan demikian Sobat Tani akan mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan untuk menjaga tanaman dari serangan hama dan penyakit. Tanaman yang terjaga dan terhindar dari serangan hama dan penyakit akan tumbuh dengan optimal sehingga hasil panen yang didapatkan akan maksimal dan sesuai harapan. 

 

Itulah tata cara meningkatkan hasil panen. Dengan budidaya tanaman yang baik, pastinya akan menghasilkan jenis tanaman yang berkualias. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan yaitu menggunakan nutrisi tanaman. PT DGW Indonesia menyediakan macam-macam nutrisi tanaman yang baik untuk pertumbuhan tanaman, seperti Supremo 480 SL, Trendy 20 WG/ Trendy 20 WP, Leili 2000, dll. 

 

Demikian Cara Meningkatkan Hasil Panen Dengan Budidaya Tanaman. 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Gulma

Herbisida Pertanian Sebagai Pengendali Gulma

Herbisida adalah salah satu bahan yang digunakan untuk mencegah dan mengendalikan gulma. Herbisida dikenal dengan penyiang tanaman yang menjadi senyawa aktif yang disebarkan ke lahan pertanian untuk memberantas gulma. Gulma ini sangat menggangu proses pertumbuhan tanaman, terkadang tanaman di sekitar lahan pertanian mati akibat kemunculan gulma. 

 

Oleh karena itu, tak jarang bila para petani melakukan berbagai cara untuk bisa mengendalikan gulma tersebut agar tidak mencemari tumbuhan padi mereka. Herbisida disebut sebagai bahan kimia yang sering digunakan untuk mengendalikan gulma tersebut. 

 

Proses kerja herbisida yaitu mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti pati, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi senyawa yang normal dalam proses. Herbisida dapat mengganggu keseimbangan produksi gulma dengan bahan-bahan kimia yang diperlukan seperti: 

 

  • Glifosat merupakan herbisida sistemik non selektif yang diaplikasikan melalui daun. Bahan kimia ini mempunyai spektrum translokatif yang kuat di dalam tanah. Mampu terdegradasi dalam mengendalikan gulma annual, biennial, dan perennial dari jenis rumput, teki, dan daun lebar. Bahan kimia ini akan bereaksi pada 2 – 4 minggu setelah di aplikasikan (Lamid et al. 1998). 

 

  • Paraquat merupakan herbisida pasca tumbuh yang bersifat kontak. Herbisida ini tidak dapat diserap oleh bagian tumbuhan hijau seperti batang dan akar. Herbisida ini hanya mematikan bagian tumbuhan yang terkena butir semprot saja, sedangkan bagian yang tidak terkena semprot akan tetap normal saja (Moenandir 1990). 

 

  • Penoksulam merupakan herbisida golongan sulfonilurea yang digunakan sebagai pasca tumbuh untuk mematikan tumbuhan sembarang. Keitka sudah ada 3 – 4 daun, maka herbisida ini akan menjadi spektrum kuat yang mematikan. Sifat selektif terhadap beberapa jenis daun (Mobreg dan Cross 1990). 

 

  • Oksifluorfen merupakan herbisida pra tumbuh yang bersifat efektif untuk mengendalikan gulma berdaun lebar atau rerumputan. pada kedelai. Herbisida oksifluorfen bisa membunuh biji gulma yang kemungkinan berkecambah, sehingga biji-biji tersebut tidak bisa tumbuh kembali (Moenandir 1990).

 

Jika dilihat dari habitatnya, gulma bisa dibedakan menjadi 2, yaitu gulma darat dan gulma air. Gulma darat dapat hidup selama setahun, dua tahun, bahkan beberapa tahun. Sedangkan gulma air hidup terapung di atas permukaan air. Untuk mengendalikan gulma tersebut, diperlukan suatu bahan kimia berupa herbisida pertanian

 

Jenis–Jenis Herbisida Pertanian! 

1. Pertama, herbisida berdasarkan selektivitas 

Herbisida berdasarkan selektivitasnya terbagi menjadi 2 yaitu selektif dan non-selektif. Herbisida selektif merupakan herbisida yang hanya beracun untuk gulma dan tidak ada pengaruhnya terhadap tanaman. Sehingga herbisida selektif ini biasa digunakan untuk mengendalikan gulma yang tumbuh pada area penanaman seperti gulma pada tanaman padi, gulma pada tanaman jagung dan gulma pada tanaman pokok lainnya. Nah contoh dari herbisida selektif sendiri di antaranya yaitu Avatar 400 SC digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman padi, dan Venator/Gandewa 550 SC yang digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman jagung.

 

Sedangkan herbisida non selektif merupakan herbisida yang beracun untuk seluruh tumbuhan sehingga apabila herbisida ini digunakan dan mengenai tanaman pokok maka tanaman pokok akan terpengaruh dari herbisida tersebut. Salah satu contoh dari herbisida non selektif diantaranya adalah Supremo 480 SL atau Supretox 276 SL. Nah sobat tani bisa gunakan herbisida non selektif Ketika tidak ada tanaman yaa, bisa saat pengelolaan lahan, mengendaikan gulma di pinggir bedengan yang tidak terkena tanaman utama.

 

venator-new.png botol-avatar.png

 

SUPRETOX.png

 

2. Kedua, herbisida berdasarkan pergerakan dalam tanaman 

Nah selanjutnya ada jenis herbisida berdasarkan pergerakan dalam tanamannya, herbisida ini terbagi menjadi dua yaitu herbisida sistemik dan juga herbisida non sistemik atau biasa dikenal sebagai herbisida kontak. Herbisida sistemik merupakan herbisida yang diserap oleh tanaman dan disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Herbisida jenis sistemik sangat cocok dipilih oleh sobat tani untuk mengendalikan gulma hingga ke akar-akarnya, contohnya Supremo 480 SL.

 

Sedangkan herbisida non sistemik atau kontak adalah bahan kimia yang bekerja secara langsung untuk mematikan jaringan tumbuhan yang bandel. Herbisida ini cocok dipilih sobat tani apabila sobat tani ingin cepat dalam mengendalikan gulma tersebut. Contoh herbisida non-sistemik yaitu Supretox 276 SL 

 

3. Ketiga, herbisida berdasarkan waktu aplikasi 

Jenis herbisida besarkan waktu aplikasi terbagi menjadi dua jenis, yaitu herbisida pra tumbuh dan juga herbisida pasca tumbuh. Herbisida pra tumbuh merupakan herbisida yang digunakan ketika gulma belum tumbuh biasanya masih dalam bentuk biji. Jadi ketika sobat tani ingin mencegah pertumbuhan gulma pada lahan sobat tani maka sobat tani bisa memilih herbisida jenis ini yaa. Contoh herbisida pra tumbuh yaitu Trendy 20 WG atau Salvatore 12/18 WP. 

 

Sedangkan herbisida pasca tumbuh merupakan herbisida yang digunakan atau diaplikasikan setelah gulma sudah mulai tumbuh contoh dari herbisida pasca tumbuh sendiri diantaranya adalah Digita 150 SL, Supremo 480 SL, Triester 480 EC dan herbisida lainnya. 

 

Adapun susunan herbisida anorganik, meliputi: 

  • Ammonium sulfanat: Susunan herbisida anorganik ini memperpanjang masa dormansi hingga cadangan karbohidrat dan gulma menjadi habis dan mati. 

 

  • Ammonium sulfat: Susunan herbisida ini mampu meningkatkan nilai PH pada cairan tumbuhan. Ammonium sangat beracun dan yang membuat tumbuhan mati. 

 

  • Ammonium tiosianat: Pada susunan herbisida tiosianat bisa membuat racun pada sel tumbuhan, sehingga dapat menghambat enzim katalase protein. 

 

Dampak Buruk Penggunaan Herbisida?

Herbisida merupakan bahan kimia yang sering dijumpai di dunia pertanian. Tidak sedikit kasus keracunan herbisida terjadi pada kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya. Keracunan dapat terjadi karena sengaja terhisap (inhalasi), menelan, atau terkena kulit. Berikut beberapa kejadian keracunan herbisida, baik hewan maupun manusia: 

 

1. Keracunan Paraquat menyebabkan kematian setidaknya tujuh anjing di Portland, Amerika Serikat. Keracunan ini telah menjadi epidemi di mana terjadi dalam skala cukup besar. Paraquat adalah senyawa beracun _dipyridilium_ (herbisida non selektif) yang masih banyak digunakan di Amerika Serikat karena efektif dalam lingkungan yang basah dan memiliki keterbatasan potensi pencemaran lingkungan. Tingkat resistensi gulma pun rendah, sehingga banyak digunakan dalam sistem tanaman produksi. Namun, paraquat sangat beracun pada hewan domestik jika tertelan. 

 

2. Keracunan akibat herbisida juga pernah terjadi pada lima kuda. Perubahan signifikan diamati pada dua kuda setelah pengobatan awal dengan dekstrosa salin 5%, anti-bloat, pheneramine maleat dan tonik hati. Sedangkan tiga kuda lainnya merespon setelah terapi kedua. Gejala hipersalivasi dan timpani menghilang dan hewan kembali normal (sembuh) pada hari ke-3 pengobatan. Anamnese dari kejadian ini memberi petunjuk bahwa kuda-kuda tersebut memperlihatkan gejala-gejala klinis setelah meminum air di sawah yang terpapar dengan herbisida. 

 

3. Kejadian yang sering terjadi pada manusia yaitu menyebabkan _dermatitis exfoliative, jaundice, peningkatan enzim hati, dan eosinofilia. Gejala ini timbul satu hari setelah kulit terpapar toksin butachlor. Gejala yang ditimbulkan setelah terpapar herbisida secara oral yaitu muntah, depresi sistem saraf pusat, gangguan saraf dan kardiovaskuler parah dan bahkan kematian.

 

Masuknya bahan-bahan herbisida ke dalam tubuh manusia dapat melalui beberapa cara yaitu, mulut (terminum/diminum), hidung (terhirup/menghirup), kulit (pori-pori), dan rambut ataupun mata. Misalnya petani menyemprot dengan tidak benar tanpa menggunakan alat pelindung diri, hal ini dapat terkena herbisida tersebut. 

 

Kontak dengan herbisida dapat memberikan efek bakar yang terlihat dalam hitungan menit, karena kandungan asam sulfat 70%, besi sulfat 30%, tembaga sulfat 40%, dan paraquat. Keracunan herbisida akan menyebabkan rusaknya lapisan selaput lendir saluran pencernaan, rasa terbakar di saluran pencernaan, dehidrasi, terganggunya sistem pernapasan. Pada akhirnya menyebabkan korban kejang, muntah, koma akibat kekurangan oksigen, dan kematian mendadak jika tidak segera mendapatkan pertolongan. 

 

Terdapat pula pembagian herbisida menurut mekanisme kerjanya, yaitu:

  • Herbisida yang menghambat fotosintesis tumbuhan. 

 

  • Herbisida yang menghambat kecambahan tumbuhan. 

 

  • Herbisida yang menghambat pertumbuhan tumbuhan. 

 

  • Herbisida yang menghambat respirasi/oksidasi tumbuhan. 

 

Herbisida merupakan penemuan yang bagus bagi industri pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa zat kimia dapat membunuh gulma dengan tujuan produksi tanaman utama yang sesuai harapan. Herbisida tidak berbahaya bagi manusia maupun hewan, jika masih dalam dosis kecil, karena ukurannya yang jauh lebih besar dari hama pengganggu. Namun, apabila dosis kecil itu terakumulasi dalam jumlah tertentu, tentunya akan sangat membahayakan.

 

Itulah penjelasan herbisida pertanian berdasarkan jenisnya, mulai dari kegunaan hingga dampaknya. Semoga sobat tani bijak dalam menggunakan herbisida untuk mengatasi gulma pada lahan pertanian. Sehingga hasil panen bisa meningkat dan tumbuhan bebas dari serangan gulma.

 

Demikian Herbisida Pertanian Sebagai Pengendali Gulma. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Hama

Insektisida Pertanian Sebagai Pengendali Hama

Insektisida merupakan zat kimia berbahaya yang mempunyai sifat beracun, bisa membunuh sekaligus mencegah hama dalam satu kali aplikasi. Insektisida banyak dipilih oleh kalangan petani, karena dirasa cukup akurat dalam membasmi hama secara cepat. Insektisida pertanian menjadi solusi utama para petani, karena membuat hasil panen meningkat. Penggunaan insektisida pertanian dinilai efektif untuk mengendalikan hama, baik secara efikasi (daya bunuh terhadap hama) maupun secara waktu dan biaya.

 

Meskipun beresiko untuk masyarakat sekitar, insektisida pertanian nyatanya banyak di pakai untuk mengusir hama tersebut. Bisa dilihat dalam pengendalian hama, biasanya petani menggunakan lebih dari satu jenis insektisida. Dengan harapan efikasinya akan semakin baik terhadap hasil panen nanti. 

 

Namun tidak semua petani melakukan hal serupa, karena kurangnya perhatian. Agar dapat melakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara cepat, tentunya harus mengetahui golongan dan bahan aktif insektisida terlebih dahulu. Tujuannya agar dapat memilih mana insektisida yang berkualitas dan mana yang tidak. 

 

6 Golongan Insektisida Pertanian 

Berikut 6 golongan insektisida pertanian yang wajib diketahui, diataranya:

 

  • Insektisida Golongan Piretroid

 

Piretroid merupakan insektisida yang senyawa induknya berasal dari bunga Tanacetum cinerariifolium (Chrysanthemum cinerariaefolium) atau lebih dikenal dengan nama piretrum. Senyawa ini berasal dari tumbuhan piretrum, dimana mempunyai efek knockdown yang cepat terhadap serangga. Senyawa piretroid dirancang menyerupai senyawa piretrin dengan versi yang lebih stabil di lingkungan pertanian. 

 

Penggunaan piretroid meyerang sistem saraf pusat, dimana serangga yang terkena piretroid akan menunjukan gejala seperti gemetaran, kejang- kejang, kelumpuhan dan akhirnya kematian. Insektisida yang termasuk kedalam golongan senyawa piretroid antara lain permetrin, sipermetrin, deltametrin, fenvalerat dll. 

 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:  

- Klensect 200 EC / Klensect Extra 200 EC (bahan aktif permetrin 200 g/l) 

 

- Capture 50 EC (bahan aktif sipermetrin 50 g/l) 

 

- Capture 100 EC (bahan aktif sipermetrin 100 g/l) 

 

Klensect-200-EC-400-ml.png

Klensect-Extra-200-EC-400-ml.png

 

 

  • Insektisida Golongan Organofosfat

 

Organofosfat merupakan insektisida senyawa yang paling beracun dan paling banyak digunakan di dunia. Organofosfat menyerang enzim asetilkolinesterase pada sistem saraf. Gejala keracunan pada serangga yang terkena organofosfat yaitu gelisah, perangsangan berlebihan, gemetaran, kejang, lumpuh dan mati. Gejala kematiannya sekitar 24 jam, serta umumnya tidak dapat pulih kembali. 

 

Penggunaan organofosfat sangat berbahaya jika terkena pada manusia, oleh karena itu insektisida yang termasuk golongan organofosfat antara lain klorpirifos, asefat dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Chlormite 400 EC (bahan aktif klorpirifos 400 g/l) 

 

- Chlormite Plus 505 EC (bahan aktif klorpirifos 459 g/l + sipermetrin 45,9 g/l) 

 

- Manthene 75 SP(bahan aktif aseat 75%) 

 

 

  • Insektisida Golongan Karbamat

 

Karbamat merupakan insektisida yang pada awalnya berasal dari tanaman kacang Calabar (Physotigma venenosum). Serpihan pada biji kacang Calabar dikenal dengan senyawa fisotigmin, senyawa tersebut dibuat dengan versi sintetik yaitu metil karbamat toksik dan karbamat beracun. 

 

Karbamat bekerja dengan menghambat enzim asetilkolinesterase sama seperti organofosfat. Insektisida karbamat umumnya tidak berspektrum luas tapi ada beberapa yang berspektrum luas. Gejala keracunan pada serangga dimulai dengan aktivitas berlebihan, gerakan tidak terkoordinasi, kejang, lumpuh dan mati. Insektisida yang termasuk golongan karbamat antara lain metomil, karbofuran, karbaril dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:  

 

- Dangke 40 WP (bahan aktif metomil 40%

Dangke-Turbo-40-WP-250-g.png

 

- Dangke Turbo 40 WP (bahan aktif metomil 40%

DANGKE TURBO.jpg

 

  • Insektisida Golongan Fenilpirazol 

 

Fenilpirazol merupakan insektisida bersifat racun saraf yang menghambat saluran klorida aktif GABA. Gejala serangga yang keracunan hama ini yaitu aktivitas berlebihan, kejang- kejang, lumpuh dan akhirnya mati. Insektisida yang termasuk golongan fenilpirazol antara lain fipronil dan etiprol. Biasanya Insektisida ini digunakan untuk membunuh hama yang bergelumbul seperti burung.

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Balistic 50 SC (bahan aktif fipronil 50 g/l

balistic.png

 

- Penalty 50 SC (bahan aktif fipronil 50 g/l

Penalty-50-SC-400-ml.png

 

 

  • Insektisida Golongan Neonikotinoid 

 

Neonikotinoid merupakan insektisida yang bersifat racun saraf dengan menghambat reseptor asetilkolin. DImana dapat menyebabkan aktivitas berlebihan, kejang- kejang, lumpuh dan akhirnya mati. Insektisida yang termasuk golongan neonikotinoid antara lain asetamiprid, dinotefuron, imidakloprid, nitenpiram, tiametoksam dll. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu: 

 

- Delouse 25 WP (bahan aktif imidakloprid 25%) 

delouse-25-wp.png

 

-Delouse 200 SL (bahan aktif imidakloprid 200 g/l) 

delouse200SL.png

 

  • Insektisida Golongan Avermektin

 

Avermektin adalah insektisida yang berasal dari aktinomiset Streptomyces avermitilis. Insektisida golongan ini bekerja sebagai racun saraf dan racun otot yang mengaktifkan saluran klorida, sehingga menyebabkan serangga mengalami kelumpuhan dan kemudian mengalami kematian. Insektisida yang termasuk golongan avermektin yaitu abamektin dan emamektin benzoat. 

 

Insektisida komersil yang termasuk kedalam kelompok ini yaitu:

 

- Demolish 18 EC (bahan aktif abamektin 18 g/l) 

DEMOLISH.png

 

- Provide-X 21/45 SC (bahan aktif emamektin + beta sipermetrin 45 g/l)  

Provide-X-21-45-SC-100-ml (1).png

 

Selain golongan insektisida tersebut, masih banyak golongan insektisida lainya seperti golongan nikotin, sulfoksimina, butenolida, formamidina, analog hormon juvenil, piriproksifen, tetrazin, oksazol, benzoilurea, tiadiazin, triazin, diasilhidrazin, tiourea, organotin, organosulfur, amidinohidrazon, naftokuinon, metoksiakrilat, fosfin, sianida dan masih banyak lagi. 

 

Itulah insektisida pertanian sebagai pengendali hama. Perlu diingat, dalam mengaplikasikan insektisida pertanian jangan sesekali mencampurkan dua bahan aktif dengan golongan yang sama. Hal ini akan membuat tanaman menjadi mati, lebih baik mencampurkan bahan aktif dengan golongan yang berbeda. Bila dilihat, memang masih banyak petani yang menggunakan cara manual untuk mengendalikan hama. Tetapi dengan menggunakan insektisida pertanian dirasa bisa menghemat waktu dan biaya. 

 

Demikian Insektisida Pertanian Sebagai Pengendali Hama. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Gulma

Mengenal Gulma Tanaman Pada Lahan Pertanian

Gulma merupakan tanaman yang keberadaannya dapat mengganggu proses budidaya pertanian. Gulma menjadi tumbuhan yang tidak diinginkan kehandiarannya, karena dapat menurunkan hasil panen suatu pertanian. Biasanya gulma menyaingi tanaman dalam memperoleh unsur hara dan cahaya matahari. Gulma mampu menyerap fosfor hingga dua kali lipat dari tanaman inti, serta kalium hingga tiga kali lipat dalam daya serap tanaman.

 

Gulma mampu berkompetisi kuat dengan tanaman lain untuk memenuhi kebutuhan unsur hara berupa air, sinar matahari, udara, dan fosfor. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma pada tanaman dapat membuat tanaman mati, sehingga dapat menurunkan hasil panen sekitar 20-80%. 

 

Gulma Tanaman Berdasarkan Golongannya!

 

Jika dilihat dari morfologi dan biotaninya, gulma dibedakan menjadi 4 kelompok, yaitu: 

 

1.Gulma Rerumputan (Grasses) 

 

Gulma rerumputan berasal dari gramineae. Ciri-ciri dari gulma ini yaitu memiliki daun sempit seperti teki-tekian. Pada dalam tanah gulma ini membentuk jaringan yang sulit diatasi secara mekanik, karena batangnya yang berbentuk bulat pipih berongga. Terdapat daun soliter yang tersusun pada dua deret. Biasanya daun pada gulma ini berbentuk tulang sejajar yang terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. 

 

Contoh: Cynodon dactylon, Imperata cylindrica, Panicum repens, Echinochloa crusgalli. 

 

2. Gulma Teki-Tekian (Sedges) 

 

Gulma teki-tekian termasuk dalam Cyperaceae yang memiliki daya tahan tinggi. Memiliki umbi akar dan batang di dalam tanah yang bertahan selama berbulan-bulan. Ciri dari gulma ini yaitu batang berbentuk segitiga bulat tidak berongga. Bentuk daunnya tersusun dalam tiga deretan, yaitu tidak memiliki lidah daun. Ibu tangkainya tidak berbuku-buku, lalu pada bagian bunga sering bulir. Sehingga dilindungi oleh daun lainnya yang menjadi pelindung terhadap buahnya. 

 

Contoh: Scripus juncoides, Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis. 

 

3. Gulma Pakisan (Fern) 

 

Gulma pakisan hampir mirip dengan gulma jenis rerumputan, namun yang membedakannya adalah mempunyai umbi yang mampu bertahan berbulan-bulan untuk kembali tumbuh diwaktu musim penghujan. Biasanya gulma ini akan tumbu berdasarkan tumbuhan lainnya yang sudah di panen. Pada gulma pakisan terdapat banyak jenis yaitu, pakis kadal (Dryopteris Aridus), pakis Kinca (Neprolepsis Biserata), paku pedang (Neprolepsis Exaltata)

 

Contoh: Rumput teki (Cyperus rotundus) 

 

4. Gulma Daun Lebar (Broadleaves)

 

Gulma daun lebar termasuk kedalam Pteridophyta atau Dicotyledoneae. Gulma ini tumbuh pada akhir masa budidaya tanaman yang terjadi pada musin hujan. Gulma jenis ini terbagi 2 (dua) jenis yaitu gulma jenis darat dan gulma jenis air. Gulma jenis darat mempunyai ciri hidup didarat, sehingga dapat tumbuh dengan cara generatif ataupun vegetatif. 

 

Contoh: Babadotan (Agerathum conyzoides), alang-alang (Imperata cylindrica)

 

Sedangkan pada gulma jenis air memunculkan tangkai atau daun permukaan air seperto Teratai atau Lili air. Kompetisi yang terjadi pada gulma jenis air yaitu cahaya matahari. Ciri gulma ini daunnya lebar dan tulang daun berbentuk jala. Serta batang yang tinggi menjulung ke atas atau kedalam air.

 

Contoh: Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes.

 

3 Jenis Gulma Berdasarkan Siklus Hidupnya

Lalu jika dilihat secara siklus hidupnya, gulma memiliki 3 jenis, yaitu: 

 

  •  Gulma Musiman (annual weeds) 

Gulma annual weeds menyelesaikan siklus hidupnya dalam kurun waktu kurang dari setahun. Kebanyakan gulma jenis ini hanya bertahan selama satu musim (musim hujan). Walaupun mudah dikendalikan, gulma jenis ini mempunyai beberapa kelebihan seperti umurnya yang pendek, masa dormansi biji yang panjang, serta menghasilkan biji dalam jumlah banyak. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma musiman, contohnya Fimbristylis littoralis, Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava.

 

  • Gulma dua tahun (biennial weeds) 

 

Gulma biennial weeds tidak bisa hidup lebih dari 2 tahun, karena tidak mampu bertahan lama. Pada tahun pertama gulma ini melakukan pertumbuhan vegetatif dan menghasilkan roset. Sedangkan pada tahun kedua memunculkan bunga dan menghasilkan biji, lalu mati. Pada proses roset, gulma tersebut sensitif terhadap penggunaan herbisida. Contoh gulma dua tahun yaitu, Circium vulgare, Dipsacus sylvestris, Artemisia biennis, Echium vulgare dan Circium altissimum. 

 

  • Gulma tahunan (perennial weeds) 

 

Gulma perennial weeds salah satu gulma yang bisa hidup lebih dari dua tahun atau lebih. Gulma jenis ini muncul setiap tahun dan tidak akan mati, sekalinya mati dia akan muncul kembali. Gulma jenis ini berkembang biak dengan biji-bijian dan berkembang biak secara vegetatif. Saat kekurangan air di musim kemarau, gulma ini seolah-olah mati karena bagian atas tanah mengering. Akan tetapi jika ada air yang mengalir untuk proses pertumbuhannya, gulma ini akan bersemi kembali sediakala.

 

Contoh Gulma Pada Tanaman Tembakau 

 

Pada tahun 2008, diidentifikasi bahwa terdapat 17 jenis gulma baru yang ditemukan dari golongan rerumputan, teki-tekian, pakisan, dan daun lebar. Gulma ini ditemukan pada daerah dengan ketinggian 0-1200 mdpl, memiliki curah hujan 1.300-1.500 mm/tahun, serta suhu 180 -320C. Berikut contoh tumbuhan gulma pada tanaman tembakau: 

  • Ageratum conyzoides 

 

Nama daerah: Bandotan, babandotan (Sunda), badotan, wedusan (Jawa), rumput bulu (Dayak) 

 

Deskripsi : Gulma bandotan merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki bentuk daun seperti telur dengan tepi bergerigi, tinggi tanaman berkisar antara 30 cm hingga 90 cm dan memiliki siklus hidup semusim 

 

  • Asystasia gangetica 

 

Nama daerah: Ganda rusa 

 

Deskripsi : Gulma ganda rusa merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki bentuk daun bulat panjang dengan ujung daun runcing, tumbuh tegak hingga 0,5 m atau merayap menutupi tanaman lain, berkembang biak secara vegetative dan juga generatif

 

  • Axonopus compressus 

 

Nama daerah: Jukut Pait, Papaitan 

 

Deskripsi : Gulma jukut pahit merupakan gulma berdaun sempit yang memiliki bentuk daun lansat, berkembang biak secara vegetative dan juga generative. Gulma ini memiliki siklus hidup tahunan sehingga mampu bertahan hidup lebih dari 2 tahun 

 

  • Chromolaena odorata 

 

Nama daerah: Krinyu 

 

Deskripsi : Gulma Krinyu merupakan jenis gulma berdaun lebar yang memiliki bentuk daun oval dengan ujung runcing, memiliki tinggi 1-2 m dan gulma ini memiliki siklus hidup tahunan sehingga mampu bertahan hidup lebih dari 2 tahun 

 

  • Clidemia hirta 

 

Nama daerah: Harendong Bulu 

 

Deskripsi : Gulma harendong bulu merupakan jenis gulma berdaun lebar yang memiliki bentuk daun bulat telur dengan tepi rata berbulu, memiliki tinggi 0,5-2 m dan gulma ini memiliki siklus hidup tahunan sehingga mampu bertahan hidup lebih dari 2 tahun 

 

  • Cyperus kyllingia

 

Nama daerah: Rumput Kenop 

 

Deskripsi : Rumput kenop merupakan jenis gulma dari golongan teki, memiliki bentuk batang segitiga dengan daun berbentuk garis, bunga berupa bongkol semu berbentuk bola telur atau bulat memanjang, berwarna putih dengan anak bulir yang tersusun spiral, gulma ini memiliki siklus hidup tahunan sehingga mampu bertahan hidup lebih dari 2 tahun 

 

  • Digitaria ciliaris 

 

Nama daerah: Rumput Kebo 

 

Deskripsi : Rumput kebo merupakan gulma berdaun sempit, yang memiliki daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar, dan memiliki pelepah atau helaian daun. Panjang tanaman bisa mencapai 1-1,2 m. 

 

  • Echinochloa colonum 

 

Nama daerah: Rumput Bebek, Jajagoan Letik, Tuton 

 

Deskripsi : Rumput bebek merupakan gulma berdaun sempit yang tumbuh berumpun, tinggi kira-kira 10 – 100 cm. Batangnya ramping, tumbuh tegak dan menyebar. Daun berbentuk garis, agak lebar di bagian pangkal dan meruncing ke arah ujung. Gulma termasuk ke dalam gulma semusim 

 

  • Eleusina indica 

 

Nama daerah: Rumput Belulang 

 

Deskripsi : Rumput belulang merupakan gulma berdaun sempit. Daunnya tumbuh dalam dua helai, helaian daunnya panjang seperti garis, dengan tepi daun yang kasar pada ujungnya. Batangnya berbentuk pipih dengan tinggi antara 10-90 cm. Gulma ini termasuk gulma tahunan 

 

  • Erechtites valerianifolia 

 

Nama daerah: Ulam-ulam 

 

Deskripsi : Ulam-ulam merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki daun berbentuk jorong memanjang atau bundar telur terbalik, ukuran daun 20 x36 cm, pangkal daun menyempit di sepanjang tangkai daun, ujung daun runcing, berlekuk hingga menyirip, bergerigi kasar runcing, permukaan daun berbulu halus dan rapat. 

 

  • Imperata cylindrica 

 

Nama daerah: Alang-alang 

 

Deskripsi : Alang-alang merupakan gulma berdaun sempit dengan bentuk tulang-tulang daun sejajar atau lurus , dan permukaan daun rata, gulma ini memiliki batang yang tumbuh pendek bercabang dan memanjang di dalam tanah, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas baru. Gulma ini termasuk gulma tahunan. 

 

  • Melastoma affine

 

Nama daerah: Senduduk, Senggani, Harendong, Sanduduk 

 

Deskripsi : Senduduk merupakan gulma berdaun lebar yang memiliki helai daun berbentuk bulat panjang atau bulat telur, ujungnya runcing, pangkalnya bulat, tiga tulang daun nyata, gulma ini memiliki tinggi 0,5-2 m. 

 

  • Mikania micrantha 

 

Nama daerah: Sembung rambat, Siroppaspara, Caputuheun 

 

Deskripsi : Sambung rambat merupakan gulma berdaun lebar memiliki daun berbentuk segitiga menyerupai hati, permukaan daun menyerupai mangkok dengan tepi daun bergerigi. Batang tumbuh menjalar berwarna hijau muda, bercabang dan ditumbuhi rambut-rambut halus. Panjang batang dapat mencapai 3-6 m. Gulma ini termasuk gulma tahunan yang berkembang biak melalui potongan batang dan biji. 

 

  • Paspalum conjugatum 

 

Nama daerah: Jukut Pahit 

 

Deskripsi : Jukut Pahit merupakan gulma berdaun sempit yang memiliki helai daun berbentuk pita dengan ujung daun runcing. Serta berbulu di sepanjang tepinya dan pada permukaannya. Pangkal daun membulat, dengan panjang daun berkisar 2,5-37,5 cm dan lebar 6-16 mm. Selain itu, tepi daun tampak berombak. 

 

  • Stenochlaena palustris 

 

Nama daerah: Kelakai 

 

Deskripsi : Kelakai merupakan gulma berdaun lebar dari golongan paku pakuan yang memiliki panjang 5-10 m dengan akar rimpang yang memanjat tinggi, kuat, pipih, persegi, telanjang atau bersisik kerap kali dengan tunas yang merayap. Daun kelakai menyirip berpasangan. Tangkai daun kelakai berukuran 10-20 cm dan cukup kuat. 

 

  • Synedrella nodiflora 

 

Nama daerah: Legetan, Gletang Warak (Jawa), Jotang kuda (Sunda) 

 

Deskripsi : Legetan merupakan gulma berdaun lebar. Memiliki daun tumbuh berhadapan dengan panjang 4-9 cm, berbentuk elips sampai bulat dengan tiga tulang daun yang tampak jelas dan dengan tepi beringgit, berambut dengan tangkai daun yang pendek dan menempel pada batang secara selang-seling. Gulma ini memiliki tinggi berkisar antara 30-80 cm. 

 

  • Euphorbia hirta 

 

Nama daerah : Patikan Kebo 

 

Deskripsi : Patikan Kebo merupakan daerah yang banyak sekali jenis gulma ini, karena sering hadir di setiap jalanan, ilir sungai, dan rerumputan. Gulma ini mempunyai sifat anti inflamasi (anti radang), diuretic (peluruh kencing) dan anti pruritic (menghilangkan gatal). Mempunyai tinggi sekitar 20cm, sehingga membuat gulma ini serupa dengan tanaman lainnya. 

 

Dengan mengenal gulma pada tanaman, kita bisa megantisipasi kehadiran gulma di setiap tanaman. Lakukan pemeriksaan secara berkala untuk memastikan, bahwa tanaman Anda bebas daripada gulma. Salah satu bentuk pengendalian gulma yang bisa dilakukan yaitu, menggunakan senyawa kimia berupa herbisida. 

 

Penggunaan herbisida sering dilakukan oleh petani untuk mengendalikan pertumbuhan gulma pada areal penanaman. Herbisida yang umum digunakan dalam mengendalikan gulma pada lahan pertanian yaitu SUPREMO 480 SL atau SUPREMO GOLD 490 SL atau SUPRETOX 276 SL. Herbisida ini dapat mengendalikan gulma hingga ke akarnya, sehingga bisa mendapatkan hasil tanaman yang cukup baik. 

 

Demikian Mengenal Gulma Tanaman Pada Lahan Pertanian.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Penyakit

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman

Hama dan penyakit tanaman? Salah suatu kendala yang sering menganggu lahan pertanian. Serangan hama dan penyakit datang secara mendadak pada tanaman, dan bersifat eksplosif (meluas). Dalam waktu singkat, seringkali kita melihat hama dan penyakit menyerang tanaman yang menimbulkan gagal panen. 

 

Akibat adanya hama dan penyakit pada tanaman bisa menurunkan produktivitas tanaman, baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, kehadiran hama dan penyakit perlu dikendalikan, agar populasinya tidak meningkat. Anda bisa melakukan pengendalian hama dan penyakit terlebih dahulu, agar tanaman tumbuh baik. 

 

Tidak sedikit para petani menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit. Selain harganya yang mahal, pestisida kimia berdampak buruk bagi lingkungan sekitar. Dampak negatif dari penggunaan pestisida kimia tersebut yaitu:

 

  • Membuat hama menjadi kebal (resisten)  

 

  • Menjadikan peledakan hama baru (resurjensi) 

 

  • Menumpuknya residu kimia di dalam hasil panen  

 

  • Menjadikan pencemaran lingkungan oleh kimia  

 

  • Membuat kecelakaan bagi penggunanya 

 

 

Cara Mengendalikan Hama Tanaman

 

Terdapat beberapa hama yang dapat mengganggu tanaman, serta cara pengendaliannya! 

 

  • Hama Tikus

 

Tikus dapat menyerang tanaman pada malam hari. Target utama tikus adalah biji dan batang. Dengan giginya yang tajam, tikus dapat memakan biji-bijian dengan lahap. Tikus bisa membuat lubang didekat tanah tumbuhan dan bersembunyi diantara semak-semak belukar. Cara mengendalikan hama tikus bisa dilakukan sebagai berikut: 

– Menutup lubang pada disekitar sawah 

– Menangkap tikus dengan perangkap 

– Menggunakan predator ular untuk mengusir 

– Menggunakan pembasmi tikus atau racun 

 

 

  • Hama Ulat 

 

Ulat adalah hama yang sering sekali muncul pada permukaan daun. Ulat suka memakan daun serta batang pada tumbuhan. Ulat sangat suka dengan wangi daun, sehingga ulat akan sering hinggap di pucuk daun. Ketika sudah besar ulat akan berkembang menjadi kupu-kupu yang dapat memberikan pembuaian pada tanaman. Cara mengendalikan hama ulat bisa dilakukan sebagai berikut: 

 

– Mengecek bagian daun, jika ada telur dibersihkan 

– Menggenangi tempat persemaian dengan air 

– Menjaga kebersihan tanaman 

– Menggunakan pestisida 

 

 

  • Hama Walang Sangit 

 

Walang sangit adalah jenis hama yang cukup meresahkan petani. Serangga yang satu ini merusak tanaman dengan cara meloncat atau terbang ke tanaman. Hama ini sering mengeluarkan bau yang tidak sedap, sehingga membuat tanaman menjadi layu. Cara mengendalikan hama walang sangit bisa dilakukan sebagai berikut: 

 

– Menerapkan sistem cocok tanam serentak 

– Menjaga kebersihan tumbuhan dari rumput liar 

– Menangkap walang sangit dengan alat 

– Menanam jamur agar walang sangit takut 

– Menggunakan insektisida atau pestisida 

 

 

  • Hama Wereng 

 

Wereng adalah serangga yang dapat menyerang daun dan batang pada tumbuhan dengan sekali ginggap. Hama ini dapat menyebabkan tumbuhan menjadi mati dan layu. Hama wereng menjadi faktor pembuatan tumbuhan mati, karena sifatnya sebagai penyebar virus dalam penyakit tungro. Terdapat cara untuk menangani hama wereng sebagai berikut: 

 

– Melakukan penanaman secara bersamaan atau bergilir 

– Menggunakan predator seperti laba-laba atau kumbang 

– Menggunakan manekin sebagai penakut 

– Menggunakan insektisida 

 

 

  • Hama Belalang 

 

Belalang adalah salah satu jenis hama yang hadir di tanaman padi. Hama ini dapat menggangu tanaman, sehingga tanaman tersebut tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Bealang sangat suka dengan daun hijau, namun tidak suka dengan tangkai bunga. Oleh karena itu, banyak belalang hinggap di pucuk padi. Cara mengendalikan hama belalang yaitu: 

 

– Menggunakan pestisida atau insektisida berbahan aktif 

– Menjaga kebersihan sawah dari rumput liar 

– Mengecek tangkai daun, bersihkan jika ada daun yang bolong 

– Menangkap belalang 

 

Pengendalian Penyakit Pada Tanaman 

Terdapat beberapa penyakit pada tanaman, serta cara pengendaliannya! 

 

Penyakit Tungro 

 

Salah satu penyakit tanaman yang paling sering terjadi adalah tungro. Penyakit ini dapat menyebabkan produksi padi berkurang. Penyakit tungro disebabkan oleh 2 jenis virus yaitu, Rice Tungro Spherical Virus dan Rice Tungro Bacilliform Virus. Jenis kedua virus ini dapat menginfeksi tanaman secara bersamaan karena tidak memiliki kekerabatan serologi. Untuk setiap tanaman yang terkena penyakit tungro gejalanya seperti muncul inokulasi, adanya diskolorasi berwarna kuning, dan adanya klorisi pada daun.

 

Penyakit Virus Belang

 

Penyakit virus belang biasanya menyerang tanaman kedelai. Penyebab dari penyakit ini adalah virus yang menyebar akibat hulu angin. Virus ini muncul karena polusi udara yang kotor, atau lembab. Dimana virus ini akan menempel pada tumbuhan kedelai yang sudah memasuki pembuahan. Ciri-ciri virus belang yaitu warna daun yang memudar, batang daun pucat, dan terlihat layu. Virus ini bisa membunuh tanaman kedelai atau sejenisnya, jika dibiarkan secara terus-menerus. 

 

Penyakit Bulai 

 

Bulai merupakan penyakit yang biasanya menyerang tanaman jagung. Penyebabnya ialah jamur dengan penyebaran menggunakan spora yang diterbangkan oleh angin. Biasanya penyakit ini muncul akibat tanaman yang sudah mulai menua atau batang mengering. Lalu untuk pucuk daun jagung, serabutnya mulai menguning akibat kekurangan air. Bulai menyerupai bercak hitam yang terjadi pada buah jagung, sehingga terlihat seperti busuk.

 

Penyakit Kerdil Rumput 

 

Penyakit kerdil rumput biasanya menyerang tanaman padi. Penyebabnya virus ini adalah penyebaran melalui perantaraan hama wereng. Wereng adalah hama yang sering hinggap di pucuk padi, hama ini meninggalkan bekas yang bernama kerdil. Sehingga berubah menjadi penyakit, yang berbentuk rumput pada sekitaran tanaman padi. Ciri tanaman yang terkena penyakit kerdil yaitu, daun mengering dan buah mulai membusuk seketika.

 

Penyakit Mosaik 

 

Mosaik merupakan penyakit yang sering menyerang tanaman tembakau. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco Mosaic Virus atau sering disingkat sebagai TMV. Gejala tanaman yang terserang penyakit ini adalah daunnya bercak hijau muda atau kuning tersebar. Apabila semainya terinfeksi, maka tidak lama kemudian semai tersebut akan mati. Ukuran buahnya menjadi kecil, pada batangnya terdapat garis hitam yang menandakan jaringan mati. 

 

Cara Mengendalikan Penyakit Tanaman 

 

Dalam pengendaliannya, terdapat cara mengendalikan hama dan penyakit tersebut, yaitu: 

 

- Menanam padi yang tahan terhadap hama wereng ( VUTW ) 

- Memutuskan daur perkembangbiakan wereng dengan jalan mengupayakan rotasi tanaman yaitu menanam dua jenis tanaman di satu lahan secara bergantian. 

- Menanam padi secara serentak dalam areal sawah yang luas dengan jenis padi yang sama. Terdapat tenggang waktu untuk menanam yaitu 1-2 hari, bisa menggunakan alat atau bercocok tanam secara manual. 

- Membunuh wereng secara langsung dengan menggunakan insektisida dengan dosis yang tepat. Dosis yang tepat sangat penting supaya hama wereng dapat diberantas tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem.

 

Itulah beberapa cara mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman. Jangan biarkan hama dan penyakit mengganggu tanaman Anda. Oleh karena itu, lakukan cara pengendalian yang baik dan benar, contoh penyakit tanaman, yaitu Penyakit Embun Tepung, Penyakit Layu Cabai, Penyakit Hawar Daun Kentang, Penyakit Daun Berlubang, Penyakit Semai Roboh, Penyakit VSD _(Vascular Streak Diaback)_ dan Penyakit Bubuk Coklat. 

 

Demikian Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Padi

Budidaya Tanaman Padi Dengan Perlakuan Benih

Budidaya tanaman merupakan cara paling tepat untuk mensejahterahkan pertanian. Salah satunya padi, komoditas pangan utama bagi masyarakat untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Padi harus terus di budidayakan, karena mengandung banyak karbohidrat. Kebutuhan kandungan seperti tanah, curah hujan, serta sinar matahari menjadi faktor pendukung dalam budidaya tanaman padi. 

 

Di Indonesia, padi banyak ditanam di Pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan. Beberapa daerah tersebut menjadi sentra produksi padi nasional, seperti halnya Karawang, Subang, dan Indramayu (Jawa Barat), Ngawi dan Bojonegoro (Jawa Timur), Lampung dan Sumatera Selatan. Padi juga mulai banyak di tanam di luar daerah, karena sudah adanya program pemerataan produksi padi dari pemerintah. Hingga hasilnya kini, budidaya tanaman padi sudah sampai ke pulau Maluku dan Papua. 

 

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya tanaman padi, seperti halnya melakukan seleksi benih, perlakukan benih, dan perawatan benih. Ketiga hal ini sangat penting untuk di terapkan, karena sebagai proses pertumbuhan pada tanaman tersebut. Kita bisa melakukan pemilihan benih yang tepat seperti varietas (menentukan hasil panen dari tanaman padi). 

 

Berikut Tahapan Budidaya Tanaman Padi!

 

Terdapat 3 tahapan penting dalam melakukan budidaya tanaman padi, yaitu: 

 

  • Seleksi Benih 

 

Pemilihan benih yang tepat merupakan langkah awal yang sangat menentukan dalam sukses tidaknya budidaya tanaman padi. Langkah pertama yaitu dengan memilih jenis varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Varietas yang tepat jika ditanam ditempat yang sesuai akan menjadikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi lebih baik. Langkah selanjutnya yaitu pemilihan benih bermutu. Benih bermutu adalah benih yang memiliki daya tumbuh baik, potensi hasil tinggi, tahan terhadap serangan hama dan penyakit, tahan cekaman lingkungan serta kualitas hasil yang terjamin. 

 

Salah satu cara memilih benih dengan mutu terbaik adalah membeli benih yang bersertifikat resmi. Jika benih yang dipilih adalah benih lokal atau benih hasil panen sebelumya, dapat dilakukan seleksi benih dengan metode yang disarankan. Dalam melakukan seleksi benih dengan mutu terbaik, dapat dilakukan sendiri. 

 

Langkah pertama menyiapkan wadah yang diisi dengan air secukupnya. Selanjutnya masukkan benih padi pada wadah tersebut, kemudian aduk benih dalam wadah tersebut sampai ada benih yang tenggelam dan mengambang. Selanjutnya buang benih yang mengambang tersebut, karena benih yang mengambang adalah benih yang kualitasnya kurang baik. Anda bisa memilih benih yang tenggelam, karena benih ini memiliki kualitas terbaik.

 

Seleksi-Benih-Padi.jpg

 

  • Perlakuan Benih 

 

Perlakuan benih merupakan faktor penting untuk budidaya tanaman padi. Biasanya setelah mendapatkan benih terbaik, petani merendam benih kedalam air. Perendaman ini memakan waktu sekitar satu malam atau bisa sampai dua malam, tergangung jenis benih yang di dapatkan. Hal tersebut dilakukan untuk memecah dormansi benih padi, sehingga benih padi lebih mudah berkecambah. Dalam melakukan perendaman benih padi, kita juga dapat menambahkan beberapa nutrisi tanaman berupa pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk hayati. Hal ini untuk mengurangi stres tanaman, serta meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama dan penyakit.

 

Penambahan fungisida atau insektisida juga dapat dilakukan agar menghindari hama dan penyakit tanaman, caranya bisa menggunakan Dense 520 SC. Hal ini dilakukan untuk melancarkan persemaian benih padi agar tumbuh dengan cepat, serta mencegah penyakit terbawa oleh benih. Produk lain yang bisa digunakan untuk perlakuan benih yaitu Leili 2000. Leili 2000 adalah produk biostimulan yang terbuat dari ekstrak rumput laut. Leili 2000 meningkatkan daya berkecambah dan mempercepat pertumbuhan tanaman.

 

Langkah – langkah perlakuan benih yang dilakukan sebagai berikut: 

 

1. Siapkan wadah yang telah berisi air bersih 

 

2. Masukkan Balistic 50 SC / Penalty 50 SC dengan konsentrasi 2 ml/l dan aduk sampai rata. Jika diperlukan bisa ditambahkan Dense 520 SC dengan konsentrasi 2 ml/l dan aduk sampai rata 

 

3. Masukkan Leili 2000 dengan konsentrasi 1 ml/l dan aduk sampai rata 

 

4. Masukkan benih padi yang telah diseleksi kedalam campuran tersebut selama 24-48 jam 

 

5. Keringkan benih yang telah direndam selama 3 jam dibawah sinar matahari 

 

6. Masukkan benih yang telah dikeringkan ke dalam karung dan tambahkan Leili 2000 sebanyak 1 ml/l dan kemudian diperam selama 24-48 jam.

 

Perendaman-Benih-1.jpg

 

Perendaman-Benih-2.jpg

 

 

  • Perawatan Benih 

 

Jika semua cara sudah dilakukan dari seleksi benih hingga perlakuan benih, maka langkah selanjutnya yaitu perawatan benih. Benih yang sudah direndam beberapa hari harus segera di semai kedalam media tanam. Hal ini untuk mencegah pembusukan benih yang sudah terlalu lama di air. Benih-benih yang sudah bersemai akan di pindahkan ke dalam media tanah, biasanya petani memindahkannya ke sawah untuk proses yang lebih cepat. Dengan nutrisi tanaman, tentunya padi harus terus diperhatikan agar proses pertumbuhan berlajan lancar. 

 

Terdapat juga produk yang bisa dipakai dalam perawatan padi, diantaranya Balistic 50 SC / Penalty 50 SC konsentrasi 2 ml/l dan Leili 2000 konsentrasi 1 ml/l. Produk – produk tersebut dapat dicampurkan untuk perawatan benih, sehingga hasil yang didapatkan bisa lebih optimal. Benih yang telah diberi Leili 2000 dan Balistic50 SC / Penalty 50 SC memiliki daya kecambah yang lebih baik dan merata, serta akar yang lebih panjang. Nantinya benih tersebut sudah dapat disemai atau pindah tanam langsung jika sudah besar seperti biasa. 

 

balistic klensect leili.jpg

 

Dengan melakukan budidaya tanaman, tentunya proses pertumbuhan tanaman akan berlajan dengan baik. Mulai dari seleksi benih, perlakuan benih, hingga perawatan benih. Pastinya juga memerlukan nutrisi tambahan untuk mencegah hama dan penyakit berkumpul. Hal ini bisa anda lakukan dengan menggunakan produk seperti Balistic 50 SC / Penalty 50 SC dan Leili 2000. 

 

Anda bisa mengikuti tahapan yang dilakukan di atas, lalu praktikan sendiri dirumah. Jika berhasil, maka lakukan budidaya tanaman lainnya. Hal ini untuk melihat apakah budidaya tanaman padi juga bisa diterapkan pada jenis tanaman lainnya, sehingga hasilnya bisa merata. 

 

Demikian Budidaya Tanaman Padi Dengan Perlakuan Benih. 

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021

Cabai

Cara Membasmi Hama Dengan Demolish 18EC

Cara Membasmi Hama? Komoditas hortikultura seperti cabai, tomat, kentang, bawang merah, dan lain sebagainya adalah komoditas potensial yang banyak dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Komoditas tersebut banyak ditanam hampir di seluruh wilayah Indonesia. Melihat potensi keuntungan yang tinggi akan hasil panen tersebut, tentunya dapat meningkatkan kapasitas petani dalam bercocok tanam. 

 

Namun banyak resiko yang harus dihadapi dalam melakukan hal tersebut, seperti hama yang sering berkunjung ke tanaman. Hama bisa merusak hasil panen pertanian, dengan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tentunya membuat petani merugi akan hasil panennya. 

 

Hama adalah organisme yang dianggap merugikan manusia, dimana hama ini dapat memakan daun dari setiap tanaman. Beberapa hama penggangu tanaman diantaranya aphids, belalang, jangkrik, larva, trips, tungau dan Liriomyza  (pengorok daun). 

 

Jika dilihat hama ini sering sekali hinggap ke bagian pucuk daun, mereka memakan bagian daun yang memiliki sumber unsur hara yang cukup tinggi. Keberadaan hama paling tidak disukai oleh para petani, karena penen yang harusnya meningkat dirasa berkurang akibat keberadaan hama tersebut. 

 

Bila dilihat serangan hama dapat mencapai 50% dari setiap tanaman yang ada. Angka ini didasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti petani Indonesia. Perlu penanganan khusus untuk membasmi hama tersebut agar tidak hinggap kembali di pucuk daun. 

 

 

Cara Membasmi Hama dan Penyakit Pada Tanaman 

 

Pembasmian hama dirasa cukup signifikan untuk mengatur makhluk-makhluk atau organisme pengganggu tanaman. Oleh karena itu, terdapat 3 cara membasmi hama tanaman dengan baik seperti:

 

1. Pembasmian Secara Mekanis

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara mekanis merupakan tindakan yang sudah jarang sekali dilakukan. Cara ini dapat dikatakan sebagai cara tradisional, karena tidak menggunakan banahn berupa zat kimia seperti insektisida atau pestisida. Melainkan menggunakan alat-alat sabit, bajak sawah, dan lain sebagainya. Cara ini biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, hasilnya juga tidak terlalu maksimal. 

 

2. Pembasmian Secara Biologis 

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara biologis merupakan cara opsional yang menggunakan predator untuk memangsa para hama tersebut. Cara ini juga bisa dibilang sangat jarang, karena Akan kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan hewan predator yang sekiranya sangat sulit sulit ditemukan, sehingga tidak bisa dilkukan secara terus-menerus. 

 

3. Pembasmian Secara Kimia 

Membasmi hama dan penyakit tanaman secara kimia merupakan cara cepat karena menggunakan zat beracun seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Cara pembasmian ini memang terbilang mudah dan maksimal, akan tetapi memiliki dampak negatif bagi lingkungan sekitar. Salah satunya dapat menimbulkan polusi udara dan gatal-gatal jika terkena kulit manusia. 

 

DEMOLISH.png

 

Salah satu pestisida kimia yang dapat digunakan untuk membasmi hama tersebut seperti DEMOLISH 18EC. DEMOLISH 18EC merupakan insektisida berbahan aktif abamektin, dimana mampu membasmi berbagai macam hama pada tanaman. DEMOLISH 18 EC bersifat translaminar, artinya dapat menjangkau hama yang bersembunyi di balik daun seperti aphids, belalang, jangkrik, larva, trips, tungau dan Liriomyza.

 

DEMOLISH 18EC memang sudah banyak di gunakan oleh para petani untuk membasmi hama, dimana sudah teruji selama bertahun-tahun dan diakui keunggulanya oleh banyak petani Indonesia. Selama menggunakan DEMOLISH 18EC para petani menjadi lebih senang, karena hasil panen lebih meningkatkan dan hama takut untuk hinggap ke daun. Anda bisa mencoba sendiri jika tidak percaya akan khasiat dari DEMOLISH 18EC.

 

 

TESTIMONI DEMOLISH 18 EC SEBAGAI PEMBASMI HAMA

 

Capture-2.png

 

"Pak Anto, petani cabai asal Medan yang sudah menanam cabai selama bertahun-tahun dan sering mengalami kendala serangan hama seperti serangan aphids, belalang, jangkrik, larva, thrips, tungau dan Liriomyza. Pak Anto sudah berkali-kali menyemprot tanaman cabainya dengan berbagai jenis insektisida atau pstisida, namun cabainya tetap saja terserang oleh hama."

 

"Setelah direkomendasikan oleh temannya untuk menggunakan DEMOLISH 18EC, maka Pak Anto langsung beralih menggunakan DEMOLISH 18EC. Hasilnya dalam beberapa hari kedepan hama yang menyerang cabai Pak Anto dapat dikendalikan dengan baik. Dimana hama menjadi takut untuk hinggap ke pucuk daun, sehingga cabai tumbuh dengan baik setiap hari."

 

“Menurut beliau, DEMOLISH 18EC memang insektisida yang dapat diandalkan oleh para petani, karena mampu membasmi hama secara efektif. Berkat DEMOLISH 18EC tanaman cabai Pak Anton hingga kini tetap terjaga dan produksinya maksimal setiap kali panen. Pak Anto mendapatkan hasil panen yang berlimpah dan bisa menjadi raja cabai dari Medan. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para petani untuk menggunakan DEMOLISH 18EC sebagai pengendali hama tanaman Anda.”

 

Capture.png

 

“Pak Sodikin, petani cabai asal Pengalengan berusaha untuk bisa membasmi hama. Sudah hampir setahun Pak Sodikin menjaga kebun cabainya agar tidak di hinggapi hama. Namun setelah disarankan oleh temanannya menggunakan DEMOLISH 18EC, Pak Sodikin tidak perlu lagi memantau kebun cabainya.”

 

“Pak Sodikin jutsru mendapatkan hasil panen cabai yang segar dan aman. DEMOLISH 18EC memiliki fitotonic effect pada tanaman, sehingga dapat terlihat sekitar 1 sampai 2 hari setelah pemakaian. Awalnya daun yang semula agak kekuningan berubah menjadi lebih hijau setelah pemakaian DEMOLISH 18EC.”

 

Testimoni lainnya.. juga dialami oleh Pak Teguh Haryono, petani kentang dari daerah Jambi. Pak Teguh Haryono sudah bertani kentang dari tahun 2000. Selama bertani kentang beliau mengalami banyak kendala seperti adanya serangan hama Liriomyza (pengorok daun). Berdasarkan pengalaman beliau, tanaman yang terserang Liriomyza tidak akan subur walaupun sudah banyak diberikan pupuk. Hal ini dikarenakan daun berfungsi sebagai tempat fotosintesis tanaman, jadi jika di rusak oleh hama Liriomyza akan menjadi tidak berkualitas daun tersebut..

 

Sebelumnya Pak Teguh Haryono sudah berkali-kali mencoba banyak jenis insektisida untuk membasmi hama Liriomyza, tetapi hasilnya kurang memuaskan. Sampai suatu ketika beliau bertemu dengan petugas lapangan DGW dan diperkenalkan dengan produk DEMOLISH 18EC. Lalu beliau menggunakannya, hasilnya tanaman kentang beliau menjadi lebih sehat, dimana hama Liriomyza tidak menyerang kembali daun tanaman.

 

Tanaman yang telah disemprotkan DEMOLISH 18EC juga menjadi subur dan pertumbuhannya lebih bagus. Biasanya Pak Teguh mendapatkan hasil panen maksimal 20 – 21 ton/ ha. Setelah menggunakan DEMOLISH 18EC hasil panen yang beliau dapatkan mencapai 23 – 25 ton/ ha. Tentunya sangat memuaskan, hasil panen beliau bisa meningkat hingga 25%. Beliau berharap seluruh petani kentang di Indonesia menggunakan DEMOLISH 18EC, karena sudah terbukti membantu.

 

Dengan memadukan pembasmian hama secara preventif (pencegahan) dan pembasmian kuratif (akurat), tentunya hama akan bisa di kendalikan dengan baik. Anda dapat mengatur jarak tanam supaya tidak terlalu rapat untuk mencegah hama hinggap di tanaman. dapat juga menggunakan penghalang di sisi luar area tanaman untuk meminimalisir serangan hama.

 

Pembasmian hama ini perlu dilakukan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan tanaman. Anda dapat menggunakan DEMOLISH 18EC sebagai insektisida kimia pencegah hama. Insektisida ini hanya bisa Anda dapatkan dari DWG selaku produsen pertanian Indonesia.

 

Demikian Cara Membasmi Hama Dengan Demolish 18EC.

 

Semoga artikel ini bermanfaat untuk seluruh Sobat Tani dimanapun berada.

 

PRODUCT DEVELOPMENT TEAM -

25 Januari, 2021